tag:blogger.com,1999:blog-70270062432540636042024-03-20T06:13:22.892+07:00Syaddad Bahalwan's BlogBlog ini dibuat dengan harapan semoga artikel yang ada dapat bermanfaat bagi pembacanya. Feel free and enjoy it. Thanks.Unknownnoreply@blogger.comBlogger49125tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-41763067237748060412009-03-10T08:06:00.001+07:002009-03-17T11:09:44.545+07:00--Renungan-- Berita Tentang Hari Kiamat<span style="font-weight:bold;"><span style="font-weight:bold;"><table style="width: 543px; height: 2462px; font-weight: bold;" border="0" cellspacing="0"><tbody><tr></tr><tr><span class="fnu"><span>Datangnya hari kiamat adalah suatu kepastian</span>. Hanya saja berita tentang hari kiamat ini terasa asing atau terlupakan bagi sebagian manusia yang hidup mereka tersibukkan dengan bermain-main, lalai, mengenyangkan diri dengan syahwat dunia dan kelezatannya. Kenikmatan dunia berupa harta, anak-anak, dan sebagainya telah melupakan mereka akan pertemuan dengan hari tersebut.<br />Padahal hari kiamat demikian dekatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:<br /><br />اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ</span><br /><br /><span class="fnu"> “Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1)<br /><br />يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا<br /><br />“Manusia bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya?” (Al-Ahzab: 63)<br /><br />Sahabat yang mulia Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:<br /><br />بُعِثْتُ أَناَ وَالسَّاعَةُ كَهاتَيْنِ. وَأَشَارَ بِأَصْبِعَيْهِ السَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى<br /><br />“Diutusnya aku dengan datangnya hari kiamat seperti dua jari ini.” Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br /><br />Hari kiamat ini tidak akan menimpa kecuali sejelek-jelek manusia, karena orang-orang yang memiliki iman walaupun sangat tipis telah diwafatkan sebelumnya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan:<br /><br />لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلىَ شِرَارِ النَّاسِ<br /><br />“Tidak akan datang hari kiamat kecuali pada sejelek-jelek manusia.” (HR. Muslim)<br /><br />Diawali hari kiamat dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Israfil. Maka matilah seluruh penduduk langit dan penghuni bumi kecuali yang Allah Subhanahu wa Ta'ala kehendaki. Kemudian diikuti tiupan kedua maka bangkitlah seluruh manusia dari dalam kuburnya.<br /><br />وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ مَنْ شَاءَ اللهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ<br /><br />“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali yang Allah kehendaki. Kemudian ditiup lagi tiupan yang lain maka tiba-tiba mereka bangkit dari kubur mereka dalam keadaan menanti (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)<br /><br />Hari itu adalah hari yang sangat mengerikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkannya dalam firman-Nya:<br /><br />يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ. يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللهِ شَدِيدٌ<br /><br />“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian, sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). Pada hari itu ketika kalian melihat kegoncangan tersebut, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kalian lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.” (Al-Hajj: 1-2)<br /><br />Usai tiupan kedua, manusia bangkit dari kubur-kubur mereka dalam keadaan tanpa busana, tanpa alas kaki, dan belum dikhitan. Tidak ada seorang pun yang menoleh kepada yang lain karena kegelisahan yang menyelimuti. Semua dicekam ketakutan! Ketika Aisyah radhiyallahu 'anha mendengar berita ini dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berucap:<br /><br />ياَ رَسُوْلَ اللهِ، الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيْعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ؟ فَقَالَ صلى الله عليه وسلم: الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَلِكَ<br /><br />“Wahai Rasulullah, para lelaki dan para wanita seluruhnya dikumpulkan dalam keadaan demikian berarti sebagian mereka akan melihat aurat sebagian yang lain?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Perkaranya terlalu dahsyat dari membuat mereka berkeinginan demikian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br /><br />Termasuk perkara yang menambah kedahsyatan hari tersebut adalah didekatkannya matahari dengan manusia sehingga peluh mereka bercucuran. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<br /><br />يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِيْنَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ<br /><br />“Manusia berkeringat pada hari kiamat sampai-sampai keringat mereka bercucuran ke bumi setinggi 70 hasta dan mengekang (menenggelamkan) mereka sampai mencapai telinga-telinga mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br /><br />Al-Miqdad ibnul Aswad radhiyallahu 'anhu mengabarkan, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<br /><br />تُدْنىَ الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ -قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ: فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ، أَمَسَافَةُ الْأَرْضِ أَمِ الْمِيْلُ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ- قَالَ: فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلىَ قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ n إِلَى فِيْهِ.<br /><br />“Didekatkan matahari dengan makhluk (manusia) pada hari kiamat hingga jarak matahari dari mereka seukuran mil.” –Sulaim bin ‘Amir (perawi yang meriwayatkan dari Al-Miqdad, pent.), “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang beliau maksudkan dengan mil, apakah ukuran jarak ataukah kayu/alat yang digunakan untuk mencelaki mata.”–Rasulullah bersabda, “Maka manusia (pada saat itu) dibanjiri peluh sesuai kadar amalan mereka. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua lututnya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua pinggangnya. Dan di antara mereka ada yang benar-benar ditenggelamkan oleh keringatnya.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memberi isyarat ke mulutnya.” (HR. Muslim)<br /><br />Di saat kebanyakan manusia tersiksa dengan panas yang sangat, peluh yang membanjiri dan ketakutan yang sangat, ada segolongan orang yang dinaungi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan naungan-Nya. Mereka tidak merasakan apa yang diderita oleh orang-orang lain. Di antara mereka adalah yang dikabarkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:<br /><br />سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ, وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالْمَسَاجِدِ, وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ, وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ, وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ, وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ<br /><br />“Ada tujuh golongan yang Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Mereka adalah imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, lelaki yang hatinya selalu terikat/terpaut dengan masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, (kemudian) seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang punya kedudukan dan kecantikan namun ia berkata, “Sungguh aku takut kepada Allah.” (Yang berikutnya) seorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam keadaan sendirian lalu mengalir air matanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br /><br />Saudariku, bayangkanlah kengerian pada hari itu. Manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.<br /><br />فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ.عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ<br /><br />“Maka demi Rabbmu! Kami sungguh-sungguh akan menanyakan kepada mereka seluruhnya, tentang apa yang dulunya mereka amalkan.” (Al-Hijr: 92-93)<br /><br />Sungguh, tidak ada satu pun yang tersembunyi dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak ada seorang pun yang dapat mengingkari ataupun menutupi apa yang dahulunya ia perbuat, karena anggota tubuhnya menjadi saksi.<br /><br />فَيُخْتَمُ عَلَى فِيْهِ وَيُقَالُ لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ: انْطِقِيْ. فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ...<br /><br />“Maka ditutuplah mulutnya dan dikatakan kepada pahanya, dagingnya dan tulangnya, ‘Berbicaralah!’ Lalu berbicaralah pahanya, daging dan tulangnya mengabarkan tentang amalannya (ketika di dunia)….” (HR. Muslim)<br /><br />Sahabat Rasul yang bernama ‘Adi bin Hatim radhiyallahu 'anhu mengabarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:<br /><br />مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تَرْجُمَانُ، فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ، وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ<br /><br />“Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tanpa ada seorang penerjemah antara dia dengan Rabbnya. Lalu ia memandang ke arah kanannya namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Ia juga memandang ke arah kirinya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Dan ia memandang ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka di hadapan wajahnya. Maka jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan bersedekah sepotong belahan kurma.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br /><br />Saudariku, termasuk yang menambah kengerian pada hari itu adalah sangat panjangnya hari tersebut. Sebagaimana berita dari Dzat yang Maha Benar pengabaran-Nya:<br /><br />سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ. لِلْكَافِرينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ. مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ. تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ<br /><br />“Seseorang telah meminta disegerakannya azab yang pasti terjadi, bagi orang-orang kafir, yang tidak ada seorang pun dapat menolaknya. (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun1.” (Al-Ma’arij: 1-4)<br /><br />Karenanya, hendaklah kita memikirkan kengerian hari tersebut dan kita harus ingat bahwa keselamatan dari kengeriannya hanyalah didapatkan dengan rahmat Allah, kemudian dengan amalan shalih.<br /><br />Hari itu semua manusia akan menyesal. Bila ia seorang yang berbuat baik, ia akan menyesal kenapa ia tidak menambah dan memperbanyak kebaikannya. Bila ia seorang yang berbuat jelek, ia akan menyesal kenapa dahulu menyia-nyiakan umurnya dari melakukan amal shalih.<br /><br />Ingatlah, saat catatan amal beterbangan pada hari tersebut dalam keadaan seseorang tidak tahu apakah ia akan menerima catatannya dengan tangan kanan sehingga ia beroleh kebahagiaan nan abadi, ataukah ia akan menerimanya dengan tangan kiri sehingga ia akan celaka.<br /><br />فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ. إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ. فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ. فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ. قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ. كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ. وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَالَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ. وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ. يَالَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ. مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ. هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ. خُذُوهُ فَغُلُّوهُ. ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ. ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ. إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ. وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ. فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ. وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ. لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ<br /><br />“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya catatan amaalnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, ‘Ambilllah, bacalah catatan amalku ini. Sungguh aku yakin bahwa aku akan menemui hisab terhadap amalku.’ Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (Kepada mereka dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan sedap sebagai balasan amalan yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.’ Adapun orang yang diberikan kepadanya catatan amalnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, ‘Wahai, alangkah baiknya bila sekiranya tidak diberikan kepadaku catatan amalku ini. Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberikan manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku.’ (Allah berfirman), “Peganglah dia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkan dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.’ Sesungguhnya dulu dia tidak beriman kepada Allah Yang Maha Agung. Dan juga tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin. Maka tiada seorang pun teman baginya pada hari ini di sini. Dan tiada pula makanan sedikit pun baginya kecuali berupa darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.” (Al-Haqqah: 19-37)<br /><br />Ingatlah saudariku, wahai hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan shirath (titian) yang licin lagi menggelincirkan yang diletakkan di atas punggung Jahannam.<br /><br />Manusia melewatinya sesuai kadar amalannya. Ada yang melewatinya dengan sangat cepat, ada yang lambat perlahan, ada yang merangkak, dan ada yang tersungkur ke dalam api yang menyala-nyala. Kita tak tahu apakah kita termasuk yang selamat melewatinya, ataukah na’udzubillah terperosok ke dalam jurang Jahannam. Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala keselamatan!<br /><br />Ingatlah semua ini wahai saudariku! Yakinlah karena ini bukanlah khayalan, sekadar isapan jempol dan dongeng pengantar tidur. Semua yang disebutkan di sini sungguh benar adanya dan pasti datangnya. Perkara-perkara ini dekat, walaupun terasa kehidupan kita panjang.<br /><br /><span>Apa yang kita persiapkan untuk hari tersebut? Iya, amal shalih</span>…. <span>Dengannya setelah rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita akan selamat dan termasuk orang-orang yang berbahagia. Menjadi penghuni surga yang seluas langit dan bumi. </span><br /><br />Ya Allah, ya Arhamar Rahimin, ya Karim! Selamatkanlah kami dari siksa-Mu dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang beruntung dapat mendiami surga-Mu, negeri kemuliaan-Mu. Amin.<br />Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.<br /><br />1 Yang dimaksud adalah hari kiamat menurut salah satu dari empat pendapat yang disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu dalam Tafsirnya (8/174).<br /><br /></span><span style="font-style: italic;" class="atas">Senin, 26 Januari 2009 - 18:49:36, Penulis : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah<br /></span><span class="bawah"><span style="font-style: italic;">Kategori : Mutiara Kata http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=738</span><br /><br /></span></tr></tbody></table> <!-- multiply:no_crosspost --><p style="font-weight: bold; color: rgb(153, 0, 0);" class="multiply:no_crosspost"></p></span><span style="font-weight:bold;"><span style="font-weight:bold;"></span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-75338112501513653982009-03-05T05:47:00.000+07:002009-03-05T10:47:35.631+07:00Faedah dan Buah Sholawat Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam<br style="font-weight: bold;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Ibnul Qoyyim menyebutkan 39 manfaat sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa</span><br style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;">sallam, di antaranya adalah sebagai berikut:</span><br><br>1.Melaksanakan perintah Allah subhaanahu wa ta’aala<br><br>2.Mendapatkan sepuluh sholawat dari Allah bagi yang membaca sholawat<br>satu kali.<br><br>3.Ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh kejahatan.<br><br>4.Diangkat baginya sepuluh derajat.<br><br>5.Kemungkinan doanya terkabul bila ia mendahuluinya dengan sholawat, dan doanya akan naik menuju kepada Tuhan semesta alam.<br><br>6.Penyebab mendapatkan syafa’at sollallohu ‘alaihi wa sallam bila diiringi oleh permintaan wasilah untuknya atau tanpa diiringi olehnya.<br><br>7.Penyebab mendapatkan pengampunan dosa.<br><br>8.Dicukupi oleh Allah apa yang diinginkannya.<br><br>9.Mendekatkan hamba dengan nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat.<br><br>10.Menyebabkan Allah dan malaikat-Nya bersholawat untuk orang yang bersholawat.<br><br>11.Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam menjawab sholawat dan salam orang yang bersholawat untuknya.<br><br>12.Mengharumkan majelis dan agar ia tidak kembali kepada keluarganya dalam keadaan menyesal pada hari kiamat.<br><br>13.Menghilangkan kefakiran.<br><br>14.Menghapus predikat “kikir” dari seorang hamba jika ia bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam ketika namanya disebut.<br><br>15.Orang yang bersholawat akan mendapatkan pujian yang baik dari Allah di antara penghuni langit dan bumi, karena orang yang bersholawat, memohon kepada Allah agar memuji, menghormati dan memuliakan rasul-Nya, maka balasan untuknya sama dengan yang ia mohonkan, maka hasilnya sama dengan apa yang diperoleh oleh rasul-Nya.<br><br>16.Akan mendapatkan berkah pada dirinya, pekerjaannya, umurnya dan kemaslahatannya, karena orang yang bersholawat itu memohon kepada Tuhannya agar memberkati nabi-Nya dan keluarganya, dan doa ini terkabul dan balasannya sama dengan permohonannya.<br><br>17.Nama orang yang bersholawat itu akan disebutkan dan diingat di sisi Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam seperti penjelasan terdahulu, sabda Rasul:<br>“Sesungguhnya sholawat kalian akan diperdengarkan kepadaku.” <br>Sabda beliau yang lain: “Sesungguhnya Allah mewakilkan malaikat di kuburku yang<br>menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” <br>Dan cukuplah seorang hamba mendapatkan kehormatan bila namanya disebut dengan kebaikan di sisi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam.<br><br>18.Meneguhkan kedua kaki di atas Shirath dan melewatinya berdasarkan hadits Abdurrahman bin Samirah yang diriwayatkan oleh Said bin Musayyib tentang mimpi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam: “Saya melihat seorang di antara umatku merangkak di atas Shirath dan kadang-kadang berpegangan lalu sholawatnya untukku datang dan membantunya berdiri dengan kedua kakinya lalu menyelamatkannya.” [H.R. Abu Musa Al-Madiniy]<br><br>19.Akan senantiasa mendapatkan cinta Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bahkan bertambah dan berlipat ganda. Dan itu termasuk ikatan Iman yang tidak sempurna kecuali dengannya, karena seorang hamba bila senantiasa menyebut nama kekasihnya, menghadirkan dalam hati segala kebaikan-kebaikannya yang melahirkan cinta, maka cintanya itu akan semakin berlipat dan rasa rindu kepadanya akan semakin bertambah, bahkan akan menguasai seluruh hatinya. Tetapi bila ia menolak mengingat dan menghadirkannya dalam hati, maka cintanya akan berkurang dari hatinya. Tidak ada yang lebih disenangi oleh seorang pecinta kecuali melihat orang yang dicintainya dan tiada yang lebih dicintai hatinya kecuali dengan menyebut kebaikankebaikannya.<br>Bertambah dan berkurangnya cinta itu tergantung kadar cintanya di dalam hati, dan keadaan lahir menunjukkan hal itu.<br><br>20.Akan mendapatkan petunjuk dan hati yang hidup. Semakin banyak ia bersholawat dan menyebut nabi, maka cintanyapun semakin bergemuruh di dalam hatinya sehingga tidak ada lagi di dalam hatinya penolakan terhadap perintah-perintahnya, tidak ada lagi keraguan terhadap apa-apa yang dibawanya, bahkan hal tersebut telah tertulis di dalam hatinya, menerima petunjuk, kemenangan dan berbagai jenis ilmu darinya. Ulama-ulama yang mengetahui dan mengikuti sunnah dan jalan hidup beliau, setiap pengetahuan mereka bertambah tentang apa yang beliau bawa, maka bertambah pula cinta dan pengetahuan mereka tentang hakekat sholawat yang diinginkan untuknya dari Allah.<br><br><span style="font-weight: bold;">Sholawat dan salam untuk nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya</span> </div><!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-16725521305393229042009-01-08T05:43:00.000+07:002009-01-08T10:43:02.568+07:00Dahsyatnya ujian Keimanan di GAZA....<br>Saat nonton berita terakhir tentang GAZA di TVOne dinihari (8/1/2009) ...diberitakan sebuah sekolah PBB dibom yahudi...saya sangat terharu...bahkan menitikkan airmata....saat begitu banyak orang tua yang menangisi anaknya yang tewas...tapi ada satu hal yang membuat saya takjub dengan ucapan mereka dan spontan saya mengucapkan "SUBHANALLAH".<br>Apa gerangan ucapan yang meluncur dari lisan-lisan mereka ?...betul mereka menangis dan menciumi putra-putrinya yang meninggal dengan penuh duka cita..tapi ucapan mereka cuma satu dan sangatlah mulia serta menggambarkan kekuatan iman yang tertanam di masyarakat GAZA..."Hasbunallah Wa Nikmal Wakiil" (cukuplah Allah menjadi Penolong kami. Dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).<br><br>(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (QS. Ali Imran:173)<br><br>Kapan iman kita bisa seteguh mereka yaaa ? apakah kita harus melalui rangkaian ujian sedemikian dahsyat seperti yang mereka alami saat ini selama puluhan tahun dibawah penjajah zionis ?<br><br>Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (QS. Al 'Ankabuut:2-3)<br><br>Ya Allah berilah kami keimanan seperti saudara2x kami di GAZA...lindungilah mereka, turunkan pasukan-MU...berilah ketenangan dan kesabaran di hati mereka. Amin.<br><br><br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-48787592085254444452009-01-05T11:42:00.002+07:002009-01-06T09:10:31.335+07:00Boikot produk-produk Yahudi ???Sejak terjadinya serangan di GAZA beberapa hari ini, banyak pihak yang mengingatkan umat islam agar memboikot produk-produk Yahudi.<br /><br />Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana mungkin kita memboikot produk yahudi padahal Rasulullah sendiri membolehkan kita bermuamalah dengan mereka ????<br />.<br />Perlu dijelaskan dulu, memang boleh kita bermuamalah dengan mereka sepanjang mereka tidak menunjukkan permusuhan yang nyata atau tidak terbukti ikut bersekongkol untuk merusak Islam. Tetapi jika nyata-nyata menunjukkan permusuhan, Rasulullah pun tidak segan-segan memerangi mereka.<br /><br />Menurut Syeikh Yusuf Qardhawi, wajib bagi setiap muslim untuk memboikot produk Yahudi..sedangkan menurut Syaikh Fauzan jika negara menyuruh warganya memboikot maka hukumnya menjadi wajib, tapi jika negara tidak membuat statemen apa-apa maka hukumnya boleh boikot boleh tidak.<br /><br />Selanjutnya, bagaimana dan apa saja produk yang boleh kita boikot ???<br /><br />Tidak seluruh produk Yahudi boleh diboikot, harus melalui penyelidikan yang mendalam, sehingga diketahui perusahaan mana yang benar-benar mendukung Yahudi dengan menyerahkan beberapa persen keuntungannya. Dalam hal ini mungkin kita bisa merujuk dari sukarelawan muslim di Inggris yang mengkhususkan diri dalam memantau setiap perusahaan Yahudi apakah mereka menyumbangkan dana ke Israel atau tidak, silahkan baca <a href="http://www.inminds.co.uk/boycott-israel.php">http://www.inminds.co.uk/boycott-israel.php</a>.<br /><br />Perlu diperhatikan....<br />1. Jika produk yang diboikot merupakan produk satu-satunya dan tidak ada pilihan lain...maka boleh saja bagi anda membelinya jika membutuhkan...tapi kalo ada produk sejenis maka sebaiknya anda mengalihkan pembelian ke produk sejenis tersebut.<br />2. Yang tidak diperbolehkan disini adalah membeli saja, sedangkan jika anda mendapat hadiah atau yang sejenisnya maka tidaklah mengapa tetapi sebaiknya mengingatkan teman/saudara agar tidak membeli produk tersebut dikemudian hari.<br /><br />Beberapa produk yang disinyalir dan sering kita beli diantaranya adalah :<br /><br />Coca-Cola, Danone, Estée Lauder,Johnson & Johnson, L'Oreal, Marks & Spencer, McDonald's, Motorola, Nokia, Nestle, Revlon, Sara Lee, Siemens, dan Starbucks<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiN5LPo0G-yxE4DO5bQh7T7fYQCDLudBkcqHsBADPi4dyDc8PMbbuSeKiO4cvGqkj853BPGu1Z6xLeKcJcCqRVvP-G1lqYZO_FIt4pyWFBcKgoOCXHSeelblW6huangCZWn_HblZ8Tp8oI/s1600-h/boycott-bullets.560x388.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 277px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiN5LPo0G-yxE4DO5bQh7T7fYQCDLudBkcqHsBADPi4dyDc8PMbbuSeKiO4cvGqkj853BPGu1Z6xLeKcJcCqRVvP-G1lqYZO_FIt4pyWFBcKgoOCXHSeelblW6huangCZWn_HblZ8Tp8oI/s400/boycott-bullets.560x388.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5287997022423284050" border="0" /></a><br /><br />Untuk itu sekarang terserah Anda,..boleh ikut pihak yang memboikot atau tidak....tapi ingatlah bahwa setiap rupiah yang anda keluarkan dan beberapa persen dari keuntungan mereka akan disumbangkan ke zionis...digunakan untuk membeli peluru-peluru untuk membunuh saudara kita di Palestina...bagaimana kelak kita akan menjawab di hadapan Allah tentang hal ini ????<br /><br />Setidak-tidaknya berdoa lah dalam setiap sholat fardhu(dengan qunut Nazilah) atau setelah selesai sholat untuk keselamatan dan kemenangan kaum muslimin di Palestina.<!-- multiply:no_crosspost --><p class="multiply:no_crosspost"></p>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-76580427448148671262009-01-05T10:11:00.000+07:002009-01-05T15:11:17.325+07:00LUCU,…[Sebuah Renungan]<div class="itemBody"> <div class="itemText"> Bacalah Dengan Menyebut Nama Tuhanmu Yang Menciptakan<br><br><strong>LUCU,…[Sebuah Renungan]</strong><br><br>Lucu,..Seseorang begitu sulit dan berat serta menganggap besar mengeluarkan uang 10 ribu infak untuk masjid atau kepada fakir miskin atau di jalan Allah, namun begitu mudah dan ringan serta menganggap kecil untuk membelanjakannya di super market dan mal-mal..<br><br>Lucu,..Seseorang merasa sangat lama menghabiskan waktunya 1 jam dalam ibadah, namun merasa amat sebentar kalau untuk bermain-main..<br><br>Lucu,..Seseorang merasa sangat berat membaca 1 juz dari Al-Qur'an, namun merasa ringan kalau membaca 300 halaman novel terkenal..<br><br>Lucu,..Seseorang lebih percaya kepada berita koran, namun ia meragukan berita-berita Al-Qur'an..<br><br>Lucu,..Seseorang kehabisan kata-kata ketika berdoa, namun sangat lancar ketika ngobrol..<br><br>Lucu,..Seseorang yang membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk menyusun kegiatan Islami, namun cukup sekejap untuk kegiatan lain..<br><br><i>Fa'tabiruu Yaa Ulil Abshaar</i>.. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan..<br><br></div> </div> <div class="smartsection_itemfooter">(c) Hak cipta 2008 - Hatibening.com</div> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-25841953694367397652008-12-23T06:53:00.000+07:002008-12-23T11:53:57.052+07:00Keutamaan 4 rakaat sebelum ashar<br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-77747084474781392632008-12-23T05:49:00.000+07:002008-12-23T10:49:28.368+07:00Sunnah-Sunnah Dalam Adzan Dan Iqomah<title>Sunnah-Sunnah Dalam Adzan Dan Iqomah</title>Minggu, 17 Juli 2005 07:52:24 WIB<br> <p align="justify"><span style="text-decoration: underline;font-weight: bold;">SUNNAH-SUNNAH DALAM ADZAN</span><br><br>Oleh<br>Syaikh Khalid al Husainan<br><br>Sunnah-sunnah yang berkaitan dengan adzan ada lima: seperti yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad.<br><br>[1]. <span style="font-weight: bold;">Sunnah Bagi Orang Yang Mendengar Adzan Untuk Menirukan Apa Yang Diucapkan Muadzin Kecuali Dalam lLfadz.</span><br><br>"Hayya 'alash-shollaah, Hayya 'alash-shollaah"<br><br>Maka ketika mendengar lafadz itu maka dijawab dengan lafad.<br><br>"Laa hawla walaa quwwata illa billahi"<br><br>Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah "[HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 385.]<br><br><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Faedah Dari Sunnah Tersebut</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">˜Sesungguhnya (sunnah tersebut (yaitu menjawab adzan) akan menjadi sebab engkau masuk surga, seperti dalil yang tercantum dalam Shahih Muslim (no. 385. Pent)</span><br><br>[2]. <span style="font-weight: bold;">Setelah Muadzin Selesai Mengumandangnkan Adzan, Maka Yang Mendengarnya Mengucapkan [1]</span><br><br>“Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hambaNya dan RasulNya. Aku ridho kepada Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama(ku) dan Muhammad sebagai Rasul†[HR. Muslim 1/240 no. 386]<br><br><span style="font-weight: bold;font-style: italic;">Faedah Dari Sunnah Tersebut</span><br style="font-weight: bold;font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;font-style: italic;">Dosa-dosa akan diampuni sebagaimana apa yang terkandung dalam makna hadits itu sendiri.</span><br><br><span style="font-weight: bold;">[3]. Membaca Shalawat Kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa salam setelah selesai menjawab adzan dari muadzin dan menyempurnakan shalawatnya dengan membaca shalawat Ibrahimiyyah dan tidak ada shalawat yang lebih lengkap dari shalawat tersebut.</span><br><br>Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.<br><br>"Artinya : Apabila kalian mendengar muadzin maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya lalu bershalawatlah untukku karena sesungguhnya orang yang bershalawat untukku satu kali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali" [HR. Muslim 1/288 no. 384)]<br><br><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Faedah Dari Sunnah Tersebut</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Sesungguhnya Allah bershalawat atas hambaNya 10 kali</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Makna bahwasanya Allah bershalawat atas hambaNya adalah Allah memuji hambaNya di hadapan para malaikat.</span><br><br>Sedangkan shalawat Ibrahimiyah adalah :<br><br>Artinya : Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Mahaterpuji dan Mahamulia. Berikanlah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Mahaterpuji dan Mahamulia.†[HR. Bukhari dalam Fathul Baari 6/408, 4/118, 6/27; Muslim 2/16, Ibnu Majah no. 904 dan Ahmad 4/243-244 dan lain-lain dari Ka’ab bin Ujrah]</p><p align="justify"><span style="font-weight: bold;">[4]. Mengucapkan Doa Adzan Setelah Bershalawat Kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam</span><br style="font-weight: bold;"><br>"Artinya :Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-Wasilah (derajat di Surga), dan al-fadhilah kepada Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallm. Dan bangkitkan beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan.†[HR. Bukhary no. 614, Abu Dawud no. 529, At-Tirmidzi no. 211, an-Nasaa’I 2/26-27. Ibnu Majah no. 722). adapun tambahan "Sesungguhnya Engkau Tidak pernah menyalahi janji" Ttidak boleh diamalkan karena sanadnya lemah. Lihat Irwa’ul Ghalil 1/260,261]<br><br><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Faedah Dari Doa Tersebut</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Barangsiapa yang mengucapkannya (doa tersebut) maka dia akan memperoleh syafa’at dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br><span style="font-weight: bold;">[5]. Berdoa Untuk Dirinya Sendiri, Dan Meminta Karunia Allah Karena Allah Pasti Mengabulkan Permintaannya.</span><br style="font-weight: bold;"><br>Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam<br><br>Artinya : Ucapkanlah seperti apa yang mereka (para muadzdzin) ucapkan dan jika engkau telah selesai, mohonlah kepadaNya, niscaya permohonanmu akan diberikan.†[Lihat Shahihul Wabili Shayyib oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly, hal: 183]<br><br><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Apabila sunnah-sunnah ketika mendengar adzan dikumpulkan, maka seorang muslim telah melaksanakannya sebanyak 25 sunnah.</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"></p><p align="justify"><br><span style="text-decoration: underline;font-weight: bold;">SUNNAH-SUNNAH DALAM IQAMAH</span><br><br>Sunnah-sunnah saat iqamah sama dengan sunnah-sunnah pada adzan yaitu pada empat point yang pertama. Hal ini sesuai dengan Fatawa Lajnah ad Daimah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’. Apabila dijumlah secara keseluruhan terdapat 20 sunnah iqamah pada setiap shalat wajib.<br><br><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Faidah :</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Merupakan sunnah bagi yang mendengar iqomah untuk menirukan orang yang iqamah kecuali pada lafadz</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">"Hayya 'alash-shollaah, Hayya 'alash-shollaah"</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Ketika mendengar lafadz itu, dijawab dengan lafadz</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">"Laa hawla walaa quwwata illa billahi"</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">“Artinya : Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah" [HR. Muslim no. 385.]</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">Kemudian ketika ucapan</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">"Qod qoomatish shalah"</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;text-decoration: underline;">Hendaknya menirukannya dan tidak boleh mengucapkan</span><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><br style="font-style: italic;font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;font-weight: bold;">"Aqoomahaa Allahu wa adaamaha"</span><br><br>Karena ucapan itu berdasarkan hadits yang dhaif"<br>[Lajnah ad Daimah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’]<br><br><br>[Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]<br>_________<br>Foote Note<br>[1]. Ada yang berpendapat, dibaca sesudah muadzdzin membaca syahadat. Lihat Ats-Tsamarul Musthaahb fii Fiqhis Sunnah wal Kitaab hal. 172-185 oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah</p> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-61717738182887131362008-12-16T07:01:00.001+07:002008-12-16T12:10:18.573+07:00Mau coba game melindungi Mr. Bush dari lemparan sepatu ??<a href="http://www.t-enterprise.co.uk/flashgame/playgame.aspx?id=bushbootcamp">http://www.t-enterprise.co.uk/flashgame/playgame.aspx?id=bushbootcamp </a><!-- multiply:no_crosspost --><p class="multiply:no_crosspost"></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-42980858941787619042008-12-03T06:08:00.000+07:002008-12-03T11:08:38.123+07:00Mensyukuri Nikmat Allah dengan Menuntut Ilmu Agama<small>Oktober 23, 2008 <!-- by ustadzkholid --></small> <div class="entrytext"> <div class="snap_preview"><p><!-- [if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA MicrosoftInternetExplorer4 <![endif] --><!-- [if gte mso 9]> <![endif] --></p> <p><span> <a href="http://ustadzkholid.wordpress.com/2008/10/23/mensyukuri-nikmat-allah-dengan-menuntut-ilmu-agama-2/">Kholid Syamhudi</a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span> </span></p> <h1 style="margin-left: 0pt;"><span style="font-size: 10pt;">Kewajiban kita atas karunia yang kita terima</span></h1> <h1 style="margin-left: 0pt;text-indent: 18.7pt;text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;font-weight: normal;">Sesungguhnya wajib bagi kita bersyukur kepada Allah</span><span style="font-size: 10pt;font-family: "";"><span></span></span><span style="font-size: 10pt;font-weight: normal;"> dengan cara melaksanakan kewajiban terhadap-Nya. Merupakan kewajiban karena nikmat yang telah diberikan Allah </span><span style="font-size: 10pt;font-family: "";"><span>U</span></span><span style="font-size: 10pt;font-weight: normal;"> kepada kita. Seseorang yang tidak melaksanakan kewajibannya kepada orang lain yang telah memberikan sesuatu yang sangat berharga baginya, ia adalah orang yang yang tidak tahu berterima kasih. Maka manusia yang tidak melaksanakan kewajibannya kepada Allah </span><span style="font-size: 10pt;font-family: "";"><span>U</span></span><span style="font-size: 10pt;font-weight: normal;"> adalah manusia yang paling tidak tahu berterima kasih.</span><span id="more-120"></span></h1> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 18.7pt;"><span>Apakah kewajiban yang harus kita laksanakan kepada Allah </span><span style="font-family: "";"><span>U</span></span><span> yang telah memberikan karuniaNya kepada kita? Jawabannya adalah karena Allah </span><span style="font-family: "";"><span>U</span></span><span> telah memberikan karuniaNya kepada kita dengan petunjuk ke dalam Islam dan mengikuti Nabi Muhammad</span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>, maka bukti terima kasih kita yang paling baik adalah dengan beribadah hanya kepada Allah</span><span> secara ikhlas, mentauhidkan Allah</span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>, menjauhkan segala bentuk kesyirikan, <em>ittiba’</em> (mengikuti) Nabi Muhammad</span><span>, taat kepada Allah</span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span> dan RasulNya</span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>, yang dengan hal itu kita menjadi muslim yang benar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 18.7pt;"><span>Muslim sejati ialah muslim yang mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah </span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>semata dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, serta <em>ittiba’</em> hanya kepada Nabi Muhammad</span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>. Oleh karena itu untuk menjadi seorang muslim yang benar, ia harus menuntut ilmu <em>syar’i</em>. Ia harus belajar agama Islam, karena Islam adalah ilmu dan amal shalih. Rasulullah </span><span>diutus Allah </span><span>untuk membawa keduanya. Allah</span><span> berfirman :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt;text-align: justify;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt -2.2pt 0.0001pt 9.35pt;text-align: justify;direction: rtl;unicode-bidi: embed;" dir="rtl"><span style="font-family: "";"><span>)</span></span><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";">هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ</span></strong><span style="font-family: "";"><span>(</span></span><strong></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt;text-align: justify;"><em><span> </span></em></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span>Dia-lah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.</span></em><span> (QS At Taubah:33 dan Ash Shaf : 9).<strong></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt;text-align: justify;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>Allah </span><span style="font-family: "";"><span>U</span></span><span> juga berfirman :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: -2.2pt;text-align: justify;direction: rtl;unicode-bidi: embed;" dir="rtl"><span style="font-family: "";"><span>)</span></span><strong><span dir="ltr"> </span></strong><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";">هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا</span></strong><span style="font-family: "";"><span>(</span></span><strong></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt;text-align: justify;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span>Dia-lah yang telah mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkanNya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. </span></em><span>(QS Al Fath : 28).<strong></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 18.7pt;"><span>Yang dimaksud dengan </span><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";"><span> </span>الهُدَى </span></strong><span><span> </span>(<em>petunjuk</em>) ialah ilmu yang bermanfaat, dan </span><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";"><span> </span>دِيْنُ الْحَقِ</span></strong><span> (<em>agama yang benar</em>) ialah amal shalih. Allah </span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>mengutus Nabi Muhammad </span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>untuk menjelaskan kebenaran dari kebatilan, menjelaskan tentang nama-nama Allah</span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>, sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya, hukum-hukum dan berita yang datang dariNya, memerintahkan semua yang bermanfaat untuk hati, ruh dan jasad. Beliau</span><span> memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah</span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>, mencintaiNya, berakhlak dengan akhlak yang mulia, beramal shalih, beradab dengan adab yang bermanfaat. Beliau</span><span><span> </span>melarang perbuatan syirik, amal dan akhlak yang buruk yang berbahaya untuk hati dan badan, dunia dan akhirat.</span><a name="_ftnref1" href="http://ustadzkholid.wordpress.com/2008/10/23/mensyukuri-nikmat-allah-dengan-menuntut-ilmu-agama-2/#_ftn1"><span class="MsoFootnoteReference"><span>1</span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 18.7pt;"><span>Cara untuk mendapat hidayah dan mensyukuri nikmat Allah </span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span>adalah dengan menuntut ilmu syar’i. Menuntut ilmu sebagai jalan yang lurus (<em>ash shirathal mustaqim</em>), untuk memahami antara yang haq dan bathil, yang bermanfaat dengan yang <em>mudaharat</em> (membahayakan), yang dapat mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 18.7pt;"><span>Seorang muslim tidaklah cukup hanya menyatakan ke-Islamannya, tanpa memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya itu<span> </span>harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 18.7pt;"><span>Untuk itu, menuntut ilmu merupakan jalan menuju kebahagiaan yang abadi. Seorang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu <em>syar’i.</em> Rasulullah </span><span style="font-family: "";"><span></span></span><span><span></span>bersabda :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt;text-align: justify;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 18.7pt;text-align: justify;direction: rtl;unicode-bidi: embed;" dir="rtl"><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";">طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (رواه ابن ماجه 224 عن أنس بن مالك </span></strong><strong><span style="font-family: "";"><span>t</span></span></strong><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";"> )</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span>Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.</span></em><span> (HR Ibnu Majah No. 224 dari shahabat Anas bin Malik </span><span style="font-family: "";"><span>t</span></span><span>, lihat <em>Shahih Jamiush Shagir</em>, no. 3913)</span><a name="_ftnref2" href="http://ustadzkholid.wordpress.com/2008/10/23/mensyukuri-nikmat-allah-dengan-menuntut-ilmu-agama-2/#_ftn2"><span class="MsoFootnoteReference"><span>2</span></span></a><strong></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span lang="FR">Keutamaan Ilmu dan Menuntutnya</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FR">Ilmu memiliki keutamaan, diantaranya :</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span lang="FR">1. Menuntut ilmu adalah jalan menuju Surga. </span></strong><strong><span>Rasulullah </span></strong><strong><span style="font-family: "";"><span>r</span></span></strong><strong><span> bersabda : </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt;text-align: justify;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 18.7pt 0.0001pt;text-align: justify;direction: rtl;unicode-bidi: embed;" dir="rtl"><strong><span dir="ltr">…</span></strong><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";">مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 18.7pt 0.0001pt;text-align: justify;direction: rtl;unicode-bidi: embed;" dir="rtl"><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";"><span> </span>(رواه مسلم4/2074 رقم 2699<span> </span>و غيره عن أبي هريرة </span></strong><strong><span style="font-family: "";"><span>t</span></span></strong><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";"> ) </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span>Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.</span></em><span> (HR Muslim 4/2074 no. 2699 dan yang lainnya dari shahabat Abu Hurairah </span><span style="font-family: "";"><span>t</span></span><span>).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span>2. Warisan para Nabi, sebagaimana sabda Rasululloh :</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;direction: rtl;unicode-bidi: embed;" dir="rtl"><strong><span style="font-size: 14pt;font-family: "";">إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ رَوَاه التِّرْمِذِيْ </span></strong></p> <p class="MsoBodyText">Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, namun hanya mewariskan ilmu. Sehingga siapa yang mengambil ilmu tersebut maka telah mengambil bagian sempurna darinya (dari warisan tersebut). <span style="font-style: normal;">(HR At Tirmidzie )</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span>3. Allah mengangkat derajat ahli ilmu didunia dan akherat, sebagaimana firmanNya:</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoPlainText" style="text-align: left;direction: ltr;unicode-bidi: embed;"><em><span style="font-family: "";">Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:”Berlapang-lapanglah dalam majlis”, lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.Dan apabila dikatakan:”Berdirilah kamu, maka berdirilah, <strong>niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat</strong>.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 58:11)</span></em></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span>4. Ilmu Pintu kebaikan dunia dan akherat, sebagaimana sabda Rasululloh :</span></strong></p> <h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;font-family: "";">مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ </span></h3> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span>Barang siapa yang Allah inginkan padanya kebaikan maka Allah fahamkan agamanya.</span></em></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt;text-align: justify;"><span> </span></p> <h2 style="margin-left: 0pt;"><span style="font-size: 10pt;">Pentingnya ilmu syar’i</span></h2> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 18.7pt;"><span>Kita senantiasa ditambahkan ilmu, hidayah dan <em>istiqamah</em> di atas keta’atan, bila kita menuntut ilmu <em>syar’i</em>. Hal ini tidak boleh diabaikan dan tidak boleh juga dianggap remeh. Kita harus selalu bersikap penuh perhatian, serius serta sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu <em>syar’i</em>. Kita akan tetap berada di atas a<em>sh-Shirathal Mustaqiim</em> bila kita selalu belajar ilmu <em>syar’i</em> dan beramal shalih. Kalau<span> </span>kita tidak perhatikan dua hal penting ini bukan mustahil Iman dan Islam kita akan terancam bahaya. Iman kita akan terus berkurang dengan sebab ketidaktahuan kita tentang Islam, Iman, Kufur, Syirik, dan dengan sebab banyaknya dosa dan maksiyat yang kita lakukan ! Bukankah Iman kita jauh lebih berharga daripada hidup ini ? Dari sekian banyak waktu yang kita habiskan untuk bekerja, berusaha, bisnis, berdagang, kuliah dan lainnya, apakah tidak bisa kita sisihkan sepersepuluhnya untuk hal-hal yang dapat melindungi Iman kita ?</span></p> <p class="MsoBodyTextIndent"><span>Saya tidaklah mengatakan bahwa setiap muslim harus menjadi ulama, membaca kitab-kitab yang tebal dan menghabiskan waktu sepuluh atau belasan tahun untuk usaha tersebut. Minimal setiap muslim harus bisa menyediakan waktunya satu jam saja setiap hari untuk mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam. Itulah waktu yang paling sedikit yang harus disediakan oleh setiap muslim, baik remaja, pemuda, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Setiap muslim harus memahami esensi ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih menurut pemahaman salafush shalih. Oleh karena itu ia harus tahu agama Islam dengan dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah sehingga ia dapat mengamalkan Islam ini dengan benar. Tidak banyak waktu yang dituntut untuk memperoleh pengetahuan agama Islam. Bila Iman kita lebih berharga dari segalanya, maka tidak sulit bagi kita untuk menyediakan waktu 1 jam ( enam puluh menit ) untuk belajar tentang Islam setiap hari dari waktu 24 jam ( seribu empat ratus empat puluh menit).</span></p> <p class="MsoBodyTextIndent2">Ilmu syar’i mempunyai keutamaan yang sangat besar dibandingkan dengan harta yang kita miliki. Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullahu (wafat tahun 751 H) menjelaskan perbedaan antara ilmu dengan harta.<strong></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span>Kemuliaan ilmu atas harta</span></strong><a name="_ftnref3" href="http://ustadzkholid.wordpress.com/2008/10/23/mensyukuri-nikmat-allah-dengan-menuntut-ilmu-agama-2/#_ftn3"><span class="MsoFootnoteReference"><strong><span>3</span></strong></span></a><strong></strong><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>1. Ilmu adalah warisan para Nabi, sedang harta adalah warisan para raja dan orang kaya.</span><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>2. Ilmu itu menjaga yang empunya, sedang pemilik harta menjaga hartanya.</span><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>3. Ilmu adalah penguasa atas harta, sedang harta<span> </span>tidak berkuasa atas ilmu.</span><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>4. Harta bisa habis dengan sebab dibelanjakan, sedang ilmu justru bertambah dengan diajarkan.</span><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>5. Pemilik harta jika telah meninggal dunia, ia berpisah dengan dengan hartanya, sedang ilmu mengiringinya masuk ke dalam kubur bersama para pemiliknya.</span><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>6. Harta bisa didapatkan oleh siapa saja baik orang beriman, kafir, orang shalih dan orang jahat, sedang ilmu yang bermanfaat hanya didapatkan oleh orang yang beriman saja.</span><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>7. Sesungguhnya jiwa menjadi lebih mulia dan bersih dengan mendapatkan ilmu, itulah kesempurnaan dirinya dan kemuliaannya. Sedang harta, ia tidak membersihkan dirinya, tidak pula menambahkan sifat kesempurnaan dirinya, malah jiwanya menjadi berkurang dan kikir dengan mengumpulkan harta dan menginginkannya. Jadi keinginannya kepada ilmu adalah inti kesempurnaannya dan keinginannya kepada harta adalah ketidaksempurnaannya dirinya.</span><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>8. Sesungguhnya mencintai ilmu dan mencarinya adalah akar semua ketaatan, sedangkan mencintai harta<span> </span>dan dunia<span> </span>adalah akar semua kesalahan.</span><span> <br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>9. Sesungguhnya orang berilmu mengajak manusia kepada Allah </span><span style="font-family: "";"><span>U</span></span><span> dengan ilmunya dan akhlaknya, sedang orang kaya itu mengajak manusia ke neraka dengan harta dan sikapnya.</span><span><br></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>10. Sesungguhnya yang dihasilkan dengan kekayaan harta adalah kelezatan binatang. Jika pemiliknya mencari kelezatan dengan mengumpulkannya, itulah kelezatan ilusi. Jika pemiliknya mengumpulkan dengan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya syahwatnya, itulah kelezatan binatang. Sedang kelezatan ilmu, ia adalah kelezatan akal plus ruhani yang mirip dengan kelezatan para malaikat dan kegembiraan mereka. Antara kedua kelezatan tersebut (kelezatan harta dan ilmu) terdapat perbedaan yang mencolok. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 37.4pt;text-align: justify;text-indent: -18.7pt;"><strong><span> </span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;text-align: justify;"><span> </span></p> <p class="MsoNormal"><span> </span></p> <h4>Faktor Pembantu Dalam Menuntut Ilmu</h4> <p class="MsoNormal">Faktor pembantu dalam keberhasilan menuntut ilmu sangat banyak sekali, diantaranya:</p> <ol style="margin-top: 0pt;" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="FR">Taqwa </span></li><li class="MsoNormal"><span lang="FR">Do’a</span></li><li class="MsoNormal"><span lang="FR">konsistensi dan kontinyuitas dalam menuntut ilmu</span></li><li class="MsoNormal"><span lang="FR">Menghafal</span></li><li class="MsoNormal"><span lang="FR">Mulazamah ulama</span></li></ol> <h5><span lang="FR"> </span></h5> <h5><font size="3"><span lang="FR">Cara Tahshiel Ilmu</span></font></h5> <p class="MsoNormal"><span lang="FR">Ada dua cara mendapatkan ilmu :</span></p> <ol style="margin-top: 0pt;" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="FR">dengan menelaah dan mangambilo ilmu dari kitab-kitab yang terpercaya yang telah ditulis para ulama yang sudah dikenal aqidah dan amanahnya</span></li><li class="MsoNormal">Dengan menerima langsung dari guru yang terpercaya kelilmuan dan kesholehannya. Cara inilah yang paling cepat dan gampang dalam mengambil ilmu agama.</li></ol> <p class="MsoNormal">Demikianlah ringkasan makalah ini, mudah-mudahan bermanfaat.</p> <div><!-- [if !supportFootnotes] --> <hr size="1"><!-- [endif] --> <div id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.35pt;text-indent: -9.35pt;"><a name="_ftn1" href="http://ustadzkholid.wordpress.com/2008/10/23/mensyukuri-nikmat-allah-dengan-menuntut-ilmu-agama-2/#_ftnref1"><span style="font-size: 9pt;font-family: "";">1 Lihat </span></a><em><span style="font-size: 9pt;font-family: "";">Tafsir Taisirul Karimur Rahman Fi Tafsir Kalaamil Mannaan</span></em><span style="font-size: 9pt;font-family: "";">, oleh Syaikh Abdur Rahman bin Nashir As Sa’di t (wafat th. 1376 H) hlm. 295-296, Cet. Muasasah Ar Risalah th. 1417 H.</span></p> </div> <div id="ftn2"> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 9.35pt;text-align: justify;text-indent: -9.35pt;"><a name="_ftn2" href="http://ustadzkholid.wordpress.com/2008/10/23/mensyukuri-nikmat-allah-dengan-menuntut-ilmu-agama-2/#_ftnref2"><span class="MsoFootnoteReference"><span>2</span></span></a><span style="font-size: 9pt;"> Diriwayatkan pula dari beberapa sahabat seperti<span> </span>Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Mas’ud, Abu Sa’id Al-Khudri, Husain bin Ali<span> </span></span><span style="font-size: 9pt;font-family: "";"><span>y</span></span><span style="font-size: 9pt;"> dan imam-imam ahli hadits dengan <em>sanad</em> yang <em>shahih</em>. Lihat kitab <em>Takhrij Musykilatul Faqr</em> no. 86 oleh Syaikh Al Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani t Cet. IV Al Maktab Al Islami, th. 1414 H.</span></p> </div> <div id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText"><a name="_ftn3" href="http://ustadzkholid.wordpress.com/2008/10/23/mensyukuri-nikmat-allah-dengan-menuntut-ilmu-agama-2/#_ftnref3"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "";">3</span></span></a><span style="font-size: 9pt;font-family: "";"> Lihat <em>Al Ilmu Fadhluhu Wa Syarafuhu Min Durari Kalami</em>, Syaikhul Islam Ibnu Qoyyim, <em>tahqiq wa ta’liq</em> Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid Al Halabi Al Atsari, Cet. I. Majmu’ atuttuhaf An Nafaais Ad Dauliyah, th. 1416 H.</span></p> </div> </div> </div> </div> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-33597725942081367022008-11-24T06:34:00.000+07:002008-11-24T11:35:01.186+07:00Merayu Diri Agar Mencintai Al-Qur’an<em>“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku”</em> <strong>(QS Al-Fajr [89]:27-30)</strong> <p>Ungkapan lembut tersebut adalah rayuan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang juga disertai ajakan yang provokatif. Bagaimana mungkin kita tidak tergiur dengan rayuan semacam itu?</p> <p>Kita bisa bekerja dengan keras saat jiwa kita sedang asyik dengan Al-Qur’an. Tetapi di saat yang lain, kita mungkin mengalami kondisi keengganan yang besar, jangankan disuruh menghafal, sekedar melihat mushaf pun sangat tidak siap. Untuk kondisi seperti itu, kita perlu merayu diri sendiri, merenungi kehidupan diri kita sendiri sambil mencari bahasa apa yang dapat membangkitkan energi kita untuk kembali bekerja: meraih cita-cita hidup bersama Al-Qur’an.</p> <p>Berbagai permasalahan umum pada diri kita saat berinteraksi dengan Al-Qur’an antara lain:<br> <span id="more-33"></span></p> <ol><li>Kita sadar sepenuhnya bahwa tilawah setiap hari adalah keharusan, tetapi jiwa kita belum siap untuk komitmen secara rutin sehingga dalam sebulan, begitu banyak hari-hari yang terlewatkan tanpa tilawah Al-Qur’an.</li><li>Kita paham bahwa menghafal Al-Qur’an adalah kemuliaan yang besar manfaatnya, tetapi jiwa kita belum siap untuk meraihnya dengan mujahadah.</li><li>Kita sadar bahwa masih banyak ayat yang belum kita pahami, namun jiwa kita tidak siap untuk melakukan berbagai langkah standar minimal untuk dapat memahami isi Al-Qur’an.</li><li>Kita sadar bahwa mengajarkan Al-Qur’an sangat besar fadhillahnya, tetapi karena minimnya apresiasi dan penghargaan ummat terhadap para pengajar Al-Qur’an maka sangat sedikit yang siap menjadi pengajar Al-Qur’an.</li><li>Kita paham bahwa shalat yang baik - khususnya shalat malam - adalah shalat yang panjang dan sebenarnya kita mampu membaca sekian banyak ayat, namun jiwa kita kadang tidak tertarik terhadap besarnya fadhillah membaca Al-Qur’an di dalam shalat.</li><li>Kita sadar bahwa dakwah dijamin oleh nash Al-Qur’an dan Allah Swt akan memberikan kemenangan, namun jiwa kita tidak sabar dengan prosesnya yang panjang sehingga cenderung meninggalkan atau lari dari medan dakwah.</li><li>Kita paham betul bahwa banyak keutamaan di dunia dan akhirat bagi manusia yang berinteraksi dengan Al-Qur’an, tetapi fadhillah tersebut hanya menjadi pengetahuan, tidak mampu menghasilkan energi yang besar untuk beristiqamah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.</li><li>Kita paham dengan sangat jelas bahwa semua tokoh Islam di atas bumi ini adalah orang-orang yang telah berhasil dengan ilmu Al-Qur’an dan merekapun menguasai kehidupan dunia, namun jiwa kita enggan mempersiapkan generasi mendatang yang hidupnya berada di bawah naungan Al-Qur’an.</li></ol> <p>Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit. Tanyakanlah pada diri kita:</p> <ol><li>Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Mengaku cinta kepada Allah Swt tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, ia menjadi senang membaca suratnya bahkan berulang-ulang? Mengapa kamu begitu berat dan enggap untuk hidup dengan wahyu Allah Swt? Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah Swt? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al-Qur’an, dengan apa lagi?</li><li>Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah Saw menjamin bahwa Allah Swt akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati <em>shirat</em>.</li><li>Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Dengan nikmat-Nya yang demikian banyak, yang diminta maupun tidak, tidakkah kamu bersyukur kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an?</li><li>Wahai jiwaku, sadarkah kamu ketika Allah Swt dan Rasulnya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama Al-Qur’an? Untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al-Qur’an maka kemuliaan Allah dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Dan sebaliknya, jika kamu tidak membaca Al-Qur’an, kemuliaan itu berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.</li><li>Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa al-Qur’an, jatah usia makin sedikit, tabungan amal shalih masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al-Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu karena begitu kotornya dirimu sehingga Al-Qur’an selalu menjauh dari dirimu.</li><li>Wahai jiwa, tidakkah engkau tergiur untuk mengikuti kehidupan Rasulullah Saw dan para sahabat serta tabiin yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al-Qur’an apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu?</li></ol> <p>Ungkapan di atas adalah perenungan terhadap diri sendiri dalam urusan dunia dan akhirat, hal yang dianjurkan oleh Allah Swt agar hidup kita tidak berlalu begitu saja tanpa makna.</p> <p><em>“….Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu supaya kamu berpikir. Tentang dunia dan akhirat…”</em> <strong>(QS Al-Baqarah [2]: 219-220)</strong></p> <p>[Bagian 17 dari buku <a href="http://www.binamuslim.com/2007/09/12/17-motivasi-berinteraksi-dengan-al-quran.html">17 Motivasi Berinteraksi dengan Al-Quran, karya KH.Abdul Aziz Abdur Raâuf, Al-Hafidz, Lc</a>]</p> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-86613672021664041702008-11-05T09:26:00.001+07:002008-11-12T15:39:39.272+07:00Wuih...akhirnya selesai juga baca buku ini...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivh4a8Fq4pzWVwxcip8lYQ2xHddpHa9JNZZuSgqx-awJmXFlATfOQ4e6T-BlJra7cwRSJKUUJ4iDtdCwPW2bm7CY5vvmjJWkuRVEXqCA0LW6hS_ToLdGRGyn5BhIg-bGjXQBfLp7Lbf3Xq/s1600-h/tmb4.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 100px; height: 153px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivh4a8Fq4pzWVwxcip8lYQ2xHddpHa9JNZZuSgqx-awJmXFlATfOQ4e6T-BlJra7cwRSJKUUJ4iDtdCwPW2bm7CY5vvmjJWkuRVEXqCA0LW6hS_ToLdGRGyn5BhIg-bGjXQBfLp7Lbf3Xq/s400/tmb4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5267687918542731154" border="0" /></a>Kesan pertama liat buku ini kok aras-arasen (malas) ya mau baca..apalagi bukunya tebal-tebal dan ada sekitar 25 jilid dipajang di lemari ruang tamu oleh abangku..itu aja katanya masih sebagian...karena sisanya dalam proses cetak dan ada juga dirumah dia..total ada 50 jilid...wuih capek deh bayanginnya. Herannya lagi, respon pembaca buku ini di indonesia termasuk luar biasa..sampai dicetak ulang 3 kali untuk jilid pertama saja.<br />Sampai suatu hari setelah makan malam, iseng-iseng aku ke rak lemari di ruang tamu, tak ambil buku tersebut...aku baca pelan-pelan...semakin lama semakin tertarik...meskipun masih sepintas lalu aja...kemudian lanjut ke jilid 2 dan seterusnya...semakin lama semakin bodoh rasanya banyak hal yang baru buatku...ya mungkin karena selama ini aku aja yang males baca tentang ini.<br />Setelah tanya ke abangku dan baca-baca di internet dimana banyak situs yang menyebutkan sumber dari buku ini...akhire tak niati dengan ucapan bismillah...aku coba baca secara serius. Lebih dari sebulan aku baca pelan-pelan, tak pelajari isinya..kalo bingung aku ulangi lagi..dan baru senin malam lalu...tuntas terbaca jilid 1. Alhamdulillah..meskipun baru 1 jilid dan dengan susah payah..tapi hati ini jadi puas...karena dapat buanyak pengetahuan agama darinya. Bisa dikatakan buku Fathul Baari itu isinya ensiklopedi dunia islam, karena membahas tuntas hadist shahih bukhari yang mana shahih bukhari ini memang sudah disepakati oleh dunia islam untuk dijadikan dalil dalam beribadah kepada Allah sesuai tuntunan Rasulullah SAW.<br /><br />Semoga Allah mengampuni dan melimpahkan rahmat-NYA kepada pengarang buku ini (Ibnu Hajar Al Asqalani) atas sumbangsihnya untuk umat Islam dan dicatat sebagai amal jariyah. Amin.<br /><br /> <!-- multiply:no_crosspost --><p class="multiply:no_crosspost"></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-91203884324688749852008-10-10T06:47:00.000+07:002008-10-10T10:47:23.783+07:00Anak-anak mengikuti perbuatan yang dilakukan orang tua<div class="PostContent"> <p>Diketik ulang oleh: Ummu ‘Aisyah</p> <div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Seorang anak yang melihat ayahnya selalu berzikir dan bertahlil, bertahmid, dan bertasbih, maka dia pun akan mudah untuk mengucapkan: <em>Laa ilaaha illalloh, Subhanallah</em>, dan <em>Allahu akbar.<br></em><span id="more-61"></span><br> Begitu pula seorang anak yang dibiasakan untuk mengirim sedekah pada malam hari karena diutus oleh orangtuanya kepada fakir miskin secara rahasia, jelas akan berbeda dengan seorang anak yang disuruh oleh orangtuanya pada malam hari untuk membeli narkoba atau rokok.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Seorang anak yang selalu melihat ayahnya berpuasa senin dan kamis, ikut serta dalam shalat berjama’ah di masjid jelas akan berbeda dengan seorang ayah yang melihat ayahnya berada di tempat perjudian atau bioskop serta tempat-tempat hiburan yang lainnya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Anda akan melihat seorang anak yang selalu mendengarkan suara adzan mengulang-ngulang lantunan adzan, dan Anda akan melihat seorang anak yang selalu mendengarkan lagu yang dilantunkan orangtuanya, melantunkannya pula.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sungguh indah andaikata seorang ayah adalah pribadi yang slelu berbuat baik kepada kedua orangtuanya dengan berdo’a untuk mereka dan memohon ampunan kepada Allah bagi keduanya, selalu menanyakan keadaannya dan tenang berada bersama keduanya, selalu memenuhi kebutuhan keduanya dan memperbanyak berdo’a dengan ungkapan:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Robbigh firli waliwali dayya</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Ya Allah ampunilah aku dan kedua orangtuaku”</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Dia akan selalu mengucapkan:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Robbbirhamhuma kama robbayani shoghiro</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Ya Allah, kasihanilah mereka berdua sebagaiaman mereka telah mendidikku diwaktu kecil”</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Dia pun berziarah ke makam kedua orangtuanya, bersedekah untuk keduanya, menghubungkan kekerabatan dengan orang-orang yamg dekat dengan keduanya, juga memberi kepada orang-orang yang selalu diberi oleh keduanya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Jika seorang anak melihat perangai orangtuanya yang sedemikain, maka dengan izin Allah anak itu akan meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Dia akan selalu memohon kepada Allah ampunan bagi kedua orangtuanya, dan sealu melakukn sesuatu yang biasa dilakukan oleh kedua orangtunya kepada kakek dan neneknya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Seorang anak yang dididik shalat oleh orangtuanya jelas akan berbeda dengan seorang anak yang biasa diajarkan menonton film, musik atau sepak bola.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sesungguhnya jika seoarang anak melihat kedua orangtuanya melakukan shalat malam dengan menangis karena takut kepada Allah juga dengan membaca alqur’an, niscaya dia akan berfikir kenapa ayahnya menangis? Kenapa dia melakuakn shalat? Dan kenapa dia meninggalkan tempat tidur yang empuk lagi hangat? Kenapa dia memilih air wudhu yang dingin ?!</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Kenapa dia meninggalkan tempat tidurnya dengan memilih memohon kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Semua pertanyaan ini akan selalu tertanam di dalam pikiran seorang anak dan selalu memikirkannya yang pada akhirnya si anak dengan izin Allah akan meniru apa saja yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Demikian pula anak perempuan yang melihat ibunya selalu berhijab dan menutup diri dari laki-laki lain, dia telah dihiasi dengan rasa malu dan sikap menjaga kehormatan, kesucian dirinya telah menjadikan dirinya mulia. Jika ibunya demikian niscaya anaknya juga akan belajar menanamkan rasa malu, menjaga kehormatan dan kesucian dari ibunya. Sedangkan anak perempuan yang melihat ibunya selalu berhias diri di depan setiap laki-laki, bersalaman, dan bercampur baur, tertawa dan tersenyum dengan laki-laki lain bahkan berdansa dengan mereka, maka anaknya pun akan belajar yang demikian itu darinya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;">Maka bertakwalah kalian wahai para ibu dan ayah! Jagalah anak-anak kalian, dan jadilah kalian sebagai suri tauladan bagi mereka dnegna perangai yang baik dan tabiat yang mulia. Sebelum itu semua, jadilah kalian sebagai suri tauladan dengan memegang teguh agama Allah juga Nabi-Nya</span>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><strong>Maroji’:</strong><br> <em>Ensiklopedi Pendidikan Anak</em> hal 38 (<em>Fiqh Tarbiyatil Abnaa’ wa Thaa-ifatun min Nashaa-ihil Athibba’</em>), Mushthafa al-’Adawi</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">***</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Artikel <a href="http://www.muslimah.or.id">www.muslimah.or.id</a></p> </div> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-85112987301066869172008-10-10T06:41:00.000+07:002008-10-10T10:41:26.898+07:00Dalil Tentang Shalat Shubuh Berjamaah<h2>Ustadz Menjawab</h2> <h3>bersama <i>Ust. H. Ahmad Sarwat, Lc.</i></h3><p class="pubtime">Selasa, 21 Agu 07 05:41 WIB</p> <p id="action"><a href="http://www.eramuslim.com">www.eramuslim.com</a></p> <p><em>Assalamu 'alaikum wr wb.</em></p> <p style="text-align: justify;">Pak Ustadz, salah satu indikator kualitas umat Islam katanya adalah seberapa banyak mereka yang bisa melakukan shalat shubuh berjamaah di masjid. Dan kalau memang benar demikian, alangkah sedikitnya umat Islam yang datang untuk shalat shubuh berjamaah di masjid.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Mungkin tidak ada salahnya ustadz, kalau antum membuatkan tulisan yang terkait dengan keutamaan shalat shubuh, terutama dengan berjamaah, untuk memberi semangat kita menghidupkan sunnah dan menggerakkan gerakan shalat shubuh berjamaah.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Atas perhatian dan kesediaan ustadz kami ucapkan terima kasih, </p> <p><em>wassalam</em></p><p>Sutanto<br>qwerty123@yahoo.com</p> <h2 id="jawaban">Jawaban</h2> <p><em>Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, </em></p> <p style="text-align: justify;">Shalat shubuh berjamaah adalah sebuah amal yang sangat besar keutamaannya, namun kurang mendapat perhatian dari umat Islam. Kecuali di bulan Ramadhan, umumnya barisan shalat shubuh di masjid-asjid di lingkungan tinggal kita tidak seramai shalat lainnya. Bahkan ada shalat shubuh di masjid yang hanya terdiri dua atau tiga orang saja. Ke mana umat Islam lainnya yang tinggal berdekatakan dengan masjid? Wallahu a’lam bishshawab.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Fenomena ini perlu dijadikan bahan oto-kritik ke dalam tubuh umat Islam. Sebab begitu banyak dalil yang sangat menganjurkan kita untuk menegakkan shalat shubuh berjamaah, bahkan sampai-sampai orang tidak ikut shalat shubuh berjamaah di masa shahabat dijadikan sebagai indikator kemunafikan.</p> <p>Berikut ini adalah kajian dari berbagai dalil samawi tentang fadhilah (keutamaan) shalat shubuh.</p> <p>1. Shalat shubuh memelihara setiap muslim</p> <p>عن أبي ذر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:من صلى الصبح فهو في ذمة الله رواه مسلم.</p> <p><em>Rasulullah SAW bersabda, ”Orang yang melakukan shalat shubuh, maka dia berada di dalam perlindungan Allah”</em>. (HR Muslim)</p> <p>2. Shalat Shubuh Setara dengan Qiyamullail</p> <p>من شهد العشاء فكأنما قام نصف ليلة, ومن شهد الصبح فكأنما قام ليلة رواه مسلم.</p> <p><em>Orang yang ikut shalat Isya’ (berjmaaah), seolah-olah telah shalat setengah malam. Orang yang ikut shalat shubuh (berjamaah), seolah-olah dia telah melaksanakan shalat sepanjang malam (qiyamullail). </em>(HR Muslim)</p> <p>3. Shalat Shubuh Menyelamatkan Pelakunya dari Api Neraka</p> <p>قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لن يلج النار أحد صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها رواه مسلم</p> <p><em>Tidak akan masuk neraka seseorang yang shalat sebelum terbit matahari (shalat shubuh) dan sebelum terbenam</em>. (HR Muslim)</p> <p>4. Shalat Shubuh Memasukkan Pelakunya ke dalam Surga</p> <p>من صلى البردين دخل الجنة</p> <p><em>Orang yang melakukan shalat baradain (ashar dan shubuh) masuk surga </em></p> <p>5. Shalat Shubuh Dua Rakaat Lebih Baik dari Dunia dan Segala Isinya</p> <p>ركعتا الفجر خير من الدنيا ومافيها رواه مسلم</p> <p><em>Dua rakaat shalat Fajar (shubuh) nilainya lebih baik dari dunia dan segala isinya</em> (HR Muslim)</p> <p>6. Shalat Shubuh Disaksikan oleh Malaikat Malam dan Malaikat Siang</p> <p>رَوَى التِّرْمِذِيّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَة عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْله, " وَقُرْآن الْفَجْر إِنَّ قُرْآن الْفَجْر كَانَ مَشْهُودًا " قَالَ: تَشْهَدهُ مَلَائِكَة اللَّيْل وَمَلَائِكَة النَّهَار هَذَا حَدِيث حَسَن صَحِيح.</p> <p><em>Abu Hurairah radhiyallahi’anhu meriwayatkan dari nabi SAW tentang ayat [wa quraanal fajri inna quraanal fajri kaana masyhuda]: Shalat shubuh itu disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang</em>”. (HR Imam At-Tirmizy)</p> <p>At-Tirmizy mengatakan bahwa riwayat hadits ini hasan shahih.</p> <p>وَرَوَى الْبُخَارِيّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَة عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَضْل صَلَاة الْجَمِيع عَلَى صَلَاة الْوَاحِد خَمْس وَعِشْرُونَ دَرَجَة وَتَجْتَمِع مَلَائِكَة اللَّيْل وَمَلَائِكَة النَّهَار فِي صَلَاة الصُّبْح</p> <p><em>Abu Hurairah meriwayatkan bahwa nabi SAW bersabda, ”Shalat berjamaah lebih diutamakan dari shalat sendirian dengan 25 derajat. Malaikat malam dan malaikat siang bertemu dalam shalat shubuh </em>(HR Bukhari)</p> <p>7. Orang Yang Shalat Shubuh Akan Mendapat Cahaya Terang di Hari Kiamat</p> <p>قال صلى الله عليه وسلم: بشر المشائين في الظلم إلى المساجد بالنور التام يوم القيامة رواه الترمذي وا بن ماجه</p> <p><em>Rasulullah SAW bersabda, ”Berikan kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan kaki di kegelapan malam menuju masjid, bahwa mereka akan mendapatkan cahaya terang yang sempurna di hari kiamat</em>”. (HR Tirmizy dan Ibnu Majah)</p> <p>8. Orang Munafik Merasa Berat dan Malas untuk Shalat Shubuh</p> <p>وإذا قاموا إلى الصلاة قاموا كسالى يراؤن الناس ولا يذكرون الله إلا قليلا</p> <p><em>(Orang-orang munafik itu) bila melakukan shalat, melakukannya dengan malas. Mereka berlaku riya di hadapan manusia dan tidak mengingat Allah kecuali sedikit. </em></p> <p>عن أبي هريرة قال قال صلى الله عليه وسلم: ليس صلاة أثقل على المنافقين من صلاة العشاء والفجر ولو يعلمون ما فيهما لأتوهما ولو حبواً رواة الشيخان.</p> <p><em>Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada shalat yang lebih berat buat orang-orang munafik dari shalat Isya’ dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutaaan keduanya, pastilah mereka akan mendatanginya meski dengan merangkak </em>(HR Bukhari dan Muslim)</p> <p>وها هو ابن مسعود يقول: لقد رايتنا وما يتخلف عن صلاة الفجر إلا منافق معلوم النفاق</p> <p>Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami dahulu memandang orang yang tidak ikut shalat shubuh berjamaah sebagai orang munafik dan telah jelas kemunafikannya.</p> <p>Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, ”Dahulu kami (para shahabat) bila ada yang tidak datang shalat shubuh dan Isya’ berjamaah, kami berprasangka buruk kepadanya”.</p> <p>Ibnul Qayyim berkata, ”Tidur di waktu Shubuh akan menghalangi rezeki, karena waktu shubuh adalah waktu dibagikannya rezeki”.</p> <p><em>Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, </em></p> <p><strong>Ahmad Sarwat, Lc</strong></p> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-753360112345493262008-09-22T09:56:00.000+07:002008-09-22T13:56:11.864+07:00SEPOTONG ROTI PENEBUS DOSA<div style="text-align: justify;">Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: <span style="font-weight: bold;">"Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti." </span><br><br>Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud. <br><br>Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti. <br><br>Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bahagian, karena disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bahagian dari orang yang membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti." Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia. <br><br>Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: <span style="font-weight: bold;">"Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sebuku roti itu!"<br><br>*** Subhanallah, memang menurut salah satu hadist shahih :bahwa perangai yang terbaik dalam islam adalah memberi makan fakir miskin, dan juga di ada riwayat saat salah seorang sahabat saat menghadapi sakaratul maut ditampakkan amalannya yang berpahala besar yaitu pernah memberi separuh makanan kepada orang yang kelaparan, begitu besar pahalanya sampai-sampai ia bergumam seandainya saat itu ia memberikan seluruh makanan pasti pahalanya lebih besar lagi. ***<br></span> </div><!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-2794524246661064632008-08-28T07:13:00.000+07:002008-08-28T11:13:33.759+07:00--Just For Share-- Godaan HaramArtikel di bawah ini menurut saya sangat menarik, kenapa ? karena hebatnya si Ibu dalam mendidik dan menanamkan persoalan halal dan haram dalam diri anak-anaknya sejak kecil sehingga mereka dengan <span style="font-weight: bold;">rela dan bangga</span> membuang makanan mengandung komposisi haram padahal usia mereka masih dini dan hidup di negara kafir yang jelas banyak godaan beraneka ragam makanan yang menarik untuk dicicipi tapi haram. Semoga kita bisa mencontoh keluarga ini sehingga bisa mendidik putera puteri kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Robbi Habli Minas Sholihin.<span style="font-weight: bold;"> <br><br>Dan khusus buat kedua keponakanku yang tinggal di Montreal (Salma dan Tariq), meskipun kita disini sampai detik ini belum pernah berjumpa kalian dan memeluk sayang kepada kalian tetapi yakinlah bahwa kita semua selalu mendoakan semoga kalian dapat menjadi anak yang sholeh dan sholehah berbakti kepada kedua orang tua dan selalu dapat memilih makanan dengan komposisi halal dan tidak tergoda oleh makanan haram. Amin.</span><br><a href="http://www.eramuslim.com/atk/oim/8826210159-godaan-haram.htm"><br>http://www.eramuslim.com/atk/oim/8826210159-godaan-haram.htm</a><br><p style="text-align: justify;" id="byline"><i>Oleh <b>Ummu Jannah</b></i></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sungguh hebat anak-anak muslim yang menjadi minoritas tinggal di negara non muslim seperti Belanda ini. Bagaimana tidak, seyogyanya mereka masih selalu ingin eksplorasi, terutama dalam memilih makanan, pastinya akan penasaran dengan kemasan & sajian indah menggugah liur. Berbeda dengan di Indonesia, yang (mungkin) beberapa jajanan berbranded luar pun sudah disertifikasi halal, di sini tentu saja para pengusaha makanan tidak akan pernah menyesuaikan dengan tuntutan kaum minoritas, kecuali secara umum makanan tersebut diperlukan konsumen tertentu, sepertimereka yang alergi terhadap E471 dan sejenisnya, vegetarian, atau kondisi kesehatan lain yang mengharuskan seseorang mengkonsumsi makanan non daging.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Anak-anak saya salah dua dari mereka yang harus berjuang menahan selera. Siapa yang tak miris sekaligus bangga saat melihat mereka merelakan goodie bagnya di inspeksi lebih dahulu sebelum akhirnya diizinkan dikonsumsi. Melihat mereka mengatakan "ya" dengan yakin saat saya minta persetujuannya untuk membuang lebih dari setengah goodie bag yang berisi permen atau biskuit yang mengandung bahan haram.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Anak-anak yang selalu laporan sambil memperlihatkan makanan atau permen yang diberikan orang "Umiii, ini varken bukan?" sambil berharap cemas dan kemudian tersenyum lega saat saya menganggukan kepala setelah saya baca ingredientsnya aman.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Bahkan mereka sekarang sudah tahu mana jenis permen yang harus dihindari dimakan (misalnya. permen dg bahan jelly, marshmellow dan sebagainya). Dan kejadian paling anyar, adalah saat kemarin, di tengah udara panas, setelah aktif berlari-larian, mereka ditraktir ice cream F******a yang terkenal itu oleh seorang tante berkerudung. Si sulung yang menyangka setiap tante yang berkerudung pasti akan memberikan makanan halal, ternyata harus mulai belajar menerima kenyataan lain.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Saat si tante menawarkan diri mentraktir es itu, otak saya langsung berputar mencari jawaban santun untuk menolak, saking juga tidak enak mau bilang es itu mungkin tidak halal, maklumlah muslim di sini punya standard berbeda-beda untuk kategori halal..."Nggak usah, mb anak-anak udah punya es di rumah", dia tetap maksa sambil membelokkan mobilnya ke tempat parkir es. Parahnya anak-anak malah melonjak-lonjak kegirangan, tanpa tahu kecemasan dalam hati saya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">"Mb, untuk anak-anak saya yang water ijs lolly aja ya.." Ah, ternyata di florencia cuma ada ice scoops buatan mereka. Pusiiiinnngg... akhirnya saya memutuskan untuk membawa anak-anak ke toko dengan alasan mau berbelanja begitu si tante datang membawa beberapa cone es termasuk untuk saya... Untung si tante nggak curiga sama sekali karena kebetulan rumah kami dekat, sehingga alasan saya diterima. Begitu menutup pintu mobil, saya berbisik, "Nak jangan dimakan dulu ya ijsnya."</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">"Kenapa ummi?" Si sulung sempat menjilat es yang mulai lumer. "Ijsnya mungkin ada varkennya..." Kontan si sulung berhenti menjilati es lumer, membiarkannya meleleh di tangannya. Kami berjalan terus ke arah toko sambil mencari tempat sampah. Mereka dengan legowo memasukan es itu, si bungsu yang paling bangga, katanya perutnya ga jadi dibakar Allah karena dia belum sempat menjilat esnya...</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Subhanalloh... alhamdulillah. Sambil terus berjalan saya terus menjelaskan pada mereka dengan kalimat-kalimat logis yang dapat mereka pahami. Selalu dan selalu saya ulang-ulang, berusaha menancapkan keyakinan itu di kepala dan hati mereka. Hingga mereka besar nanti, tak perlu lagi inspeksi, tak perlu lagi laporan, karena dari tubuh mereka sendiri akan ada penolakan dengan sendirinya...</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Den Haag, akhir musim panas 2008</p><br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-46547770217238227342008-08-21T06:46:00.000+07:002008-08-21T10:46:57.919+07:00Sedekhah kepada Pengemis<h2><a href="http://www.eramuslim.com"><font size="3">Ustadz Menjawab</font></a></h2> <h3>bersama <i>Ust. H. Ahmad Sarwat, Lc.</i></h3><br><p class="pubtime">Sabtu, 31 Mei 08 08:34 WIB</p> <p>Assallamu'allaikum, wr wb.</p> <p>Pak ustadz saya mau bertanya, </p> <p style="text-align: justify;">1.apakah sedekah kita dapat dikatakan mengenahi sasaran jika kita bersedekhah kepada pengemis di jalalan yang kita kira mereka sangat membutuhkan dan berhak menerima. Tetapi ternyata pengemis itu secara financial jauh lebih baik dari kita</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">2.mohon dasar hukumnya</p> <p>Wassallamua'allaikum</p><p>SN</p><br><h2 id="jawaban">Jawaban</h2> <p><i>Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh</i></p> <p style="text-align: justify;">Kita tidak hanya diperintah untuk sekedar bersedekah saja, tetapi kita diharapkan gemar dan banyak untuk bersedekah. Bersedekah bukan hanya pada satu titik tapi pada beberapa titik.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ibarat petuah dalam managemen resiko, jangan tempatkan semua telur dalam satu keranjang, tapi tempatkan telur-telur itu di beberapa keranjang yang berbeda.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Adalah sebuah hal yang amat baik bahwa kita memanage proyek amal kebaikan secara terfokus. Misalnya kita mendirikan balai latihan kerja untuk melatih para pengangguran agar bisa bekerja. Tidak ada yang salah dalam masalah ini.</p> <p style="text-align: justify;">Tapi yang jangan kita lakukan adalah bila kita terobsesi untuk hanya melakukan satu proyek ini saja dalam urusan sedekah. Lalu kita tidak pernah mau memberi sedekah kepada pihak lain, termasuk pengemis.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Mengapa demikian?</p> <p style="text-align: justify;">Pertimbangannya adalah karena kemiskinan itu ada banyak bentuknya. Ada orang yang miskin secara sistem, tapi masih bisa makan untuk hari ini. Meski tetap kurang, tapi mereka masih bisa hidup.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sementara ada sebagian orang yang miskin dalam arti pilihannya hanya dua. Mau hidup tapi harus mencuri biar perutnya terisi atau mati karena kelaparan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Buat tipe kemiskinan yang kedua ini, rasanya bukan pada tempatnya kalau kita suruh ikut program pelatihan di balai latihan kerja. Sebab dia butuh makanan sekarang, bukan sebulan dua bulan lagi. Tipe kemiskinan yang seperti ini butuh uluran tangan langsung.</p> <p style="text-align: justify;">Dari sini kita perlu juga berpikir bahwa kita juga harus punya 'saham' di berbagai jenis sedekah di dunia kemiskinan. Lagian kita pun tidak tahu, manakah dari sedekah kita itu yang nantinya akan menyelematkan diri kita dari api neraka.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Boleh jadi sedekah yang tidak ada artinya yang secara iseng kita lakukan, justru dinilai tinggi di sisi Allah.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Karena itu sekedar nasihat, ada baiknya bila kita tidak selalu menolak manakala ada pengemis yang datang kepada kita untuk meminta-minta. Setidaknya, kita tidak perlu <i>bersuudzdzan</i> bahwa orang itu jangan-jangan hanya penipu. Ya kalau benar, bagaimana kalau tidak?</p> <p style="text-align: justify;">Bagaimana seandainya ternyata memang orang itu memang benar-benar butuh makan? Siapa yang tahu?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Bagaimana bila justru uang seribu perak yang kita berikan sambil lalu kepada pengemis, justru uang itulah yang nantinya akan menyelematkan kita di alam kubur yang gelap dan sendiri itu?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Tidakkah kita berpikir tentang kemungkinan ini?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Lagi pula, pernah kah ada orang yang jatuh miskin gara-gara memberi uang kepada pengemis? Bandingkan dengan jajan kita yang terkadang jauh melebihi kebutuhan makan si pengemis itu sekeluarga.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Bukankah sekali kita nongkrong di kafe sekedar menjamu teman atau iseng, kita bisa menghabiskan uang berpuluh bahkan beratus ribu? Bukankah seporsi sate kambing plus sopnya yang kita makan di warung Sate Babe, harganya senilai makan si pengemis itu dengan keluarganya untuk beberapa hari?</p> <p style="text-align: justify;">Bukankah seporsi nasi Bryani kambing di restoran Arab plus acar dan teh mint-nya, nilainya bisa untuk makan puluhan anak gelandangan dari pada mereka jadi tukang todong di jalan?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Hidup ini penuh misteri, kita tidak pernah tahu apa hakikat di balik apa yang kita lihat secara lahiriyah ini.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Boleh jadi si pengemis yang sudah putus asa karena tidak ada orang yang mau memberinya makan, nekat mau merampok dan membunuh orang, tiba-tiba dia sadar dan trenyuh melihat kita susah payah memberinya uang, meski hanya selembar uang seribuan yang anak kita pun menolak kalau diberi uang jajan segitu, lalu membatalkan niatnya dan tidak jadi membunuh orang.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Siapa yang tahu?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Boleh jadi apa yang kita impikan tidak pernah jadi kenyataan, tetapi Allah SWT malah memberi kita sesuatu yang jauh lebih baik lagi, padahal kita belum pernah memimpikannya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Kita tidak tahu, boleh jadi doa si pengemis yang diucapkannya secara tulus itu malah bisa menggertarkan arsy Allah, sehingga Allah SWT menurunkan ribuan malaikat untuk membuka pintu-pintu langit dan menurunkan rezeki yang jauh lebih banyak lagi kepada kita.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Siapa tahu? Kita tidak pernah tahu bukan?</p> <p style="text-align: justify;">Karena itu, dalam pandangan kami, tidak ada salahnya bila kita sekedar memberi sedekah kepada orang datang kepada kita untuk meminta. Kalau pun pas kebetulan kita lagi tidak punya uang, setidaknya kita bisa menyampaikannya dengan cukup sopan dan simpatik. Tanpa perlu kita usir atau kita hina.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ini sekedar agar nantinya kita tidak ditodong oleh para malaikat di alam kubur, bahwa kita telah mengabaikan salah satu perintah Allah:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><i>Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.</i>(QS. Adh-Dhuha: 10)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><i>Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk <b>orang miskin yang meminta</b> dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. </i>(QS. Adz-Dzariyah: 19)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Jelas sekali di ayat ini Allah SWT menyebutkan kata: <b>orang miskin yang meminta</b>. Jadi memang tidak salah kalau ada orang meminta lalu kita memberi. Setidaknya, ketika kita sudah memberikan, maka sudah gugur kewajiban kita. Di akhirat nanti, kita tidak akan diperkarakan dalam masalah yang satu ini. Sebab sesuai dengan laporan dan catatan malaikat, orang yang datang meminta kepada kita itu sudah kita beri.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><i>Wallahu a'lam bishshawab wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh</i></p><br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-68914654327560503512008-08-21T05:23:00.000+07:002008-08-21T09:23:52.370+07:00Just To Share -- Polygamy key to a longer life for men--<p style="margin: 0px;padding: 0px;">Thu, Aug 21 03:47 AM <br></p><p style="margin: 0px;padding: 0px;"><a href="http://in.news.yahoo.com/241/20080821/1257/tnl-polygamy-key-to-a-longer-life-for-me.html">http://in.news.yahoo.com/241/20080821/1257/tnl-polygamy-key-to-a-longer-life-for-me.html</a><br></p><p style="text-align: justify;" class="first">It may not sound ethical but a new study suggests that polygamy can give a man a longer life. A team of researchers at the University of Sheffield in Britain has carried out the study and found that men from Polygamous cultures actually outlive those from monogamous countries in the world. "After accounting for socioeconomic differences, men aged over 60 from 140 countries that practice polygamy to varying degrees lived on average 12%longer than men from 49 mostly monogamous nations," the New Scientist quoted lead researcher Virpi Lummaa as saying. Rather than a call to polygamy, the study might solve a long-standing puzzle in human biology-Why do men live so long?</p><p style="text-align: justify;">This question only makes sense after asking the same for women who live long past menopause, according to researchers. "One answer seems to be a phenomenon called the grandmother effect. For every 10 years a woman survives past the menopause, she gains two additional grandchildren," Lummaa was quoted as saying. It seems that doting on and spoiling grandchildren aids their survival, as well as furthering some of their grandmother's genes.</p><p style="text-align: justify;">Men, on contrast, can reproduce well into their 60s and even 70s and 80s, and most researchers assumed this explained their longevity.</p> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-75992838429289203832008-08-20T11:09:00.000+07:002008-08-20T15:09:27.504+07:00KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA DAN PAHALANYA <title>Keutamaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Dan Pahalanya</title> <p align="justify">Oleh<br>Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas<br><br><br>Di Antara Fadhilah (Keutamaan) Berbakti Kepada Kedua Orang Tua.<br><br><span style="font-weight: bold;">Pertama.<br></span><br>Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Dengan dasar diantaranya yaitu hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu.<br><br>"Artinya : Dari Abdullah bin Mas'ud katanya, "Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah" [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9]<br><br>Dengan demikian jika ingin kebajikan harus didahulukan amal-amal yang paling utama di antaranya adalah birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua).<br><br><span style="font-weight: bold;">Kedua.</span><br><br>Bahwa ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu HIbban, Hakim dan Imam Tirmidzi dari sahabat Abdillah bin Amr dikatakan.<br><br>"Artinya : Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu 'anhuma dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua" [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]<br><br><span style="font-weight: bold;">Ketiga.</span><br><br>Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shahih tersebut. Dengan dasar hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dari Ibnu Umar.<br>"Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yang lain, 'Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan'. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu diantara mereka berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah. "Maka batu yang menutupi pintu gua itupun bergeser" [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil A'mal]<br><br>Ini menunjukkan bahwa perbuatan berbakti kepada kedua orang tua yang pernah kita lakukan, dapat digunakan untuk bertawassul kepada Allah ketika kita mengalami kesulitan, Insya Allah kesulitan tersebut akan hilang. Berbagai kesulitan yang dialami seseorang saat ini diantaranya karena perbuatan durhaka kepada kedua orang tuanya.<br><br>Kalau kita mengetahui, bagaimana beratnya orang tua kita telah bersusah payah untuk kita, maka perbuatan 'Si Anak' yang 'bergadang' untuk memerah susu tersebut belum sebanding dengan jasa orang tuanya ketika mengurusnya sewaktu kecil.<br><br>'Si Anak' melakukan pekerjaan tersebut tiap hari dengan tidak ada perasaan bosan dan lelah atau yang lainnya. Bahkan ketika kedua orang tuanya sudah tidur, dia rela menunggu keduanya bangun di pagi hari meskipun anaknya menangis. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan kedua orang tua harus didahulukan daripada kebutuhan anak kita sendiri dalam rangka berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan berbakti kepada orang tua harus didahulukan dari pada berbuat baik kepada istri sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma ketika diperintahkan oleh bapaknya (Umar bin Khaththab) untuk menceraikan istrinya, ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Ceraikan istrimuu" [Hadits Riwayat Abu Dawud No. 5138, Tirimidzi No. 1189 beliau berkata, "Hadits Hasan Shahih"]<br><br>Dalam riwayat Abdullah bin Mas'ud yang disampaikan sebelumnya disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua harus didahulukan daripada jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br><br>Begitu besarnya jasa kedua orang tua kita, sehingga apapun yang kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua tidak akan dapat membalas jasa keduanya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa ketika sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma melihat seorang menggendong ibunya untuk tawaf di Ka'bah dan ke mana saja 'Si Ibu' menginginkan, orang tersebut bertanya kepada, "Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku ini apakah aku sudah membalas jasa ibuku.?" Jawab Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma, "Belum, setetespun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu" [Shahih Al Adabul Mufrad No.9]<br><br>Orang tua kita telah megurusi kita mulai dari kandungan dengan beban yang dirasakannya sangat berat dan susah payah. Demikian juga ketika melahirkan, ibu kita mempertaruhkan jiwanya antara hidup dan mati. Ketika kita lahir, ibu lah yang menyusui kita kemudian membersihkan kotoran kita. Semuanya dilakukan oleh ibu kita, bukan oleh orang lain. Ibu kita selalu menemani ketika kita terjaga dan menangis baik di pagi, siang atau malam hari. Apabila kita sakit tidak ada yang bisa menangis kecuali ibu kita. Sementara bapak kita juga berusaha agar kita segera sembuh dengan membawa ke dokter atau yang lain. Sehingga kalau ditawarkan antara hidup dan mati, ibu kita akan memilih mati agar kita tetap hidup. Itulah jasa seorang ibu terhadap anaknya.<br><br><span style="font-weight: bold;">Keempat.<br></span><br>Dengan berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana dalam hadits yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Anas Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.<br><br>"Artinya : Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi" [Hadits Riwayat Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693]<br><br>Dalam ayat-ayat Al-Qur'an atau hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dianjurkan untuk menyambung tali silaturahmi. Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan silaturahmi kepada kedua orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak diantara saudara-saudara kita yang sering ziarah kepada teman-temannya tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil dia selalu bersama ibu dan bapaknya. Tapi setelah dewasa, seakan-akan dia tidak pernah berkumpul bahkan tidak kenal dengan kedua orang tuanya. Sesulit apapun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua. Karena dengan dekat kepada keduanya insya Allah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi bahwa dengan silaturahmi akan diakhirkannya ajal dan umur seseorang.[1] walaupun masih terdapat perbedaan dikalangan para ulama tentang masalah ini, namun pendapat yang lebih kuat berdasarkan nash dan zhahir hadits ini bahwa umurnya memang benar-benar akan dipanjangkan.<br><br><span style="font-weight: bold;">Kelima.</span><br><br>Manfaat dari berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke jannah (surga) oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di dalam hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan bahwa anak yang durhaka tidak akan masuk surga. Maka kebalikan dari hadits tersebut yaitu anak yang berbuat baik kepada kedua orang tua akan dimasukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ke jannah (surga).<br><br>Dosa-dosa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala segerakan adzabnya di dunia diantaranya adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada kedua orang tua. Dengan demikian jika seorang anak berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Allah Subahanahu wa Ta'ala akan menghindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allah.<br><br><br>[Disalin dari Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, terbitan Darul Qolam - Jakarta.]<br>_________<br>Foote Note.<br>[1] Riyadlush Shalihin, hadits No. 319</p><br><title>Keutamaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Dan Pahalanya</title>Minggu, 7 Maret 2004 07:00:02 WIB<br><br>Sumber : <a href="http://www.almanhaj.or.id/content/404/slash/0">http://www.almanhaj.or.id/content/404/slash/0</a><br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-55646371861756446062008-08-20T11:03:00.000+07:002008-08-20T15:03:24.021+07:00SUNNAH-SUNNAH DALAM MEMAKAI SANDAL/SEPATU<br><br><title>Sunnah-Sunnah Dalam Memakai Sandal/Sepatu</title> <p align="justify">Oleh<br>Syaikh Khalid al Husainan<br><br><br><br>Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam<br><br>"Artinya : Apabila diantaramu memakai sandal/sepatu maka mulailah dengan yang kanan dan apabila melepas sandal/sepatu mulailah dengan yang kiri. Dan pakailah sandal/sepatu secara bersamaan (memakai kedua nya) atau melepaskannya secara bersamaan" [Hadits Riwatar Muslim no. 2097]<br><br>Sunnah-sunnah tersebut adalah kebiasaan seorang muslim yang terjadi berulang kali dalam sehari semalamnya yaitu ketika ia memakai sandal/sepatu untuk masuk dan keluar menuju masjid, masuk dan keluar kamar mandi, tempat kerja yang berada diluar rumah. Sehingga dapat dikatakan bahwa memakai sandal/sepatu adalah kejadian lumrah yang terjadi berulang kali dalam keseharian seorang muslim.<br><br>Menerapkan sunnah tatkala setiap memakai atau melepaskan sandal/sepatu dengan menghadirkan niat (yang sungguh-sungguh untuk mengikuti sunnah) maka baginya akan mendapatkan kebaikan yang sangat besar. Kemudian seluruh gerak-gerik, diamnya (secara otomatis) akan senantiasa berdasarkan sunnah.<br><br><br><br>[Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]</p><br><title>Sunnah-Sunnah Dalam Memakai Sandal/Sepatu</title>Kamis, 2 Desember 2004 07:07:24 WIB<br><br><title>Sunnah-Sunnah Dalam Memakai Sandal/Sepatu</title>Sumber : <a href="http://www.almanhaj.or.id/content/1205/slash/0">http://www.almanhaj.or.id/content/1205/slash/0</a><br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-47986685787309419412008-08-20T11:01:00.000+07:002008-08-20T15:01:04.002+07:00SUNNAH-SUNNAH YANG BERKAITAN DENGAN KELUAR MASUK KAMAR MANDI<title>Sunnah-Sunnah Yang Berkaitan Dengan Keluar Masuk Kamar Mandi</title> <p align="justify">Oleh<br>Syaikh Khalid al Husainan<br><br><br><br>Sunnah-Sunnahnya Adalah:<br><br>[a]. Masuk dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan<br><br>[b]. Doa ketika masuk kamar mandi<br><br>"Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari godaan syaitan laki-laki dan perempuan [Hadits Riwayat Bukhari no. 142; 6322 dan Muslim no. 375]<br><br>[c]. Doa ketika keluar kamar mandi<br><br>"Artinya : Aku minta ampun kepada-Mu [Hadits Riwayat Seluruh penyusun sunan kecuali An Nasaa’i] [1]<br><br>Rutinitas manusia masuk kamar mandi dalam sehari semalam merupakan kebiasaan yang terjadi berulang kali dan setiap kali keluar masuk dari kamar mandi dengan menerapkan sunnah-sunnah tersebut maka ia telah melaksanakan dua sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallm ketika masuk (mendahulukan kaki kiri dan berdoa ketika masuk) dan dua sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika keluar (mendahulukan kaki kanan dan berdoa ketika keluar).<br><br>Makna dari 'al-khubusyu wal khabai'syi'" adalah syaitan dari jenis laki-laki dan perempuan. Berlindunglah kepada Allah dari kejahatan mereka karena sesungguhnya kamar mandi adalah tempat tinggal mereka<br><br><br>[Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]<br>_________<br>Foote Note.<br>[1] Hadits Riwayat Abu Dawud no. 39, Ibnu Majah no. 300 dan At-Tirmidzi no. 7. Dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil no. 52</p><br><title>Sunnah-Sunnah Yang Berkaitan Dengan Keluar Masuk Kamar Mandi</title>Kamis, 29 Juli 2004 09:18:02 WIB<br><br>Sumber : <a href="http://www.almanhaj.or.id/content/946/slash/0">http://www.almanhaj.or.id/content/946/slash/0</a><br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-22730282409586040342008-08-14T09:09:00.000+07:002008-08-14T13:09:18.846+07:00--Just For Share-- Liang Kubur, Awal Perjalanan kita di Akhirat <p style="text-align: right;">بسم الله الرحمن الرحيم</p><p style="text-align: right;">الحمد لله وكفى والصلاة والسلام على نبيه المصطفى، أما بعد</p> <p style="text-align: justify;">Khalifah kaum muslimin yang keempat Utsman bin Affan <em>radhiyallahu’anhu</em> jika melihat perkuburan beliau menangis mengucurkan air mata hingga membasahi jenggotnya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Suatu hari ada seorang yang bertanya:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: center;">تذكر الجنة والنار ولا تبكي وتبكي من هذا؟</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?”</em> Utsman pun menjawab, <em>“Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: center;">إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.”</em> (HR. Tirmidzi, beliau berkata, “hasan gharib”. Syaikh al-Albani menghasankannya dalam <em>Misykah al-Mashabih</em>)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span id="more-246"></span>Bagaimanakah perjalanan seseorang jika ia telah masuk di alam kubur? Hadits panjang al-Bara’ bin ‘Azib yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Imam al-Hakim dan Syaikh al-Albani menceritakan perjalanan para manusia di alam kuburnya:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Suatu hari kami mengantarkan jenazah salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari golongan Anshar. Sesampainya di perkuburan, liang lahad masih digali. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun duduk (menanti) dan kami juga duduk terdiam di sekitarnya seakan-akan di atas kepala kami ada burung gagak yang hinggap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memainkan sepotong dahan di tangannya ke tanah, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya bersabda, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur!” Beliau ulangi perintah ini dua atau tiga kali.</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya seorang yang beriman sudah tidak lagi menginginkan dunia dan telah mengharapkan akhirat (sakaratul maut), turunlah dari langit para malaikat yang bermuka cerah secerah sinar matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga lalu duduk di sekeliling mukmin tersebut sejauh mata memandang. Setelah itu turunlah malaikat pencabut nyawa dan mengambil posisi di arah kepala mukmin tersebut. Malaikat pencabut nyawa itu berkata, ‘Wahai nyawa yang mulia keluarlah engkau untuk menjemput ampunan Allah dan keridhaan-Nya’. Maka nyawa itu (dengan mudahnya) keluar dari tubuh mukmin tersebut seperti lancarnya air yang mengalir dari mulut sebuah kendil. Lalu nyawa tersebut diambil oleh malaikat pencabut nyawa dan dalam sekejap mata diserahkan kepada para malaikat yang berwajah cerah tadi lalu dibungkus dengan kafan surga dan diberi wewangian darinya pula. Hingga terciumlah bau harum seharum wewangian yang paling harum di muka bumi.</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Kemudian nyawa yang telah dikafani itu diangkat ke langit. Setiap melewati sekelompok malaikat di langit mereka bertanya, ‘Nyawa siapakah yang amat mulia itu?’ ‘Ini adalah nyawa fulan bin fulan’, jawab para malaikat yang mengawalnya dengan menyebutkan namanya yang terbaik ketika di dunia. Sesampainya di langit dunia mereka meminta izin untuk memasukinya, lalu diizinkan. Maka seluruh malaikat yang ada di langit itu ikut mengantarkannya menuju langit berikutnya. Hingga mereka sampai di langit ketujuh. Di sanalah Allah berfirman, ‘Tulislah nama hambaku ini di dalam kitab ‘Iliyyin. Lalu kembalikanlah ia ke (jasadnya di) bumi, karena darinyalah Aku ciptakan mereka (para manusia), dan kepadanyalah Aku akan kembalikan, serta darinyalah mereka akan Ku bangkitkan.’</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Lalu nyawa tersebut dikembalikan ke jasadnya di dunia. Lantas datanglah dua orang malaikat yang memerintahkannya untuk duduk. Mereka berdua bertanya, ‘Siapakah rabbmu?’, ‘Rabbku adalah Allah’ jawabnya. Mereka berdua kembali bertanya, ‘Apakah agamamu?’, ‘Agamaku Islam’ sahutnya. Mereka berdua bertanya lagi, ‘Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?’ “Beliau adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam” jawabnya. ‘Dari mana engkau tahu?’ tanya mereka berdua. ‘Aku membaca Al-Qur’an lalu aku mengimaninya dan mempercayainya’. Tiba-tiba terdengarlah suara dari langit yang menyeru, ‘(Jawaban) hamba-Ku benar! Maka hamparkanlah surga baginya, berilah dia pakaian darinya lalu bukakanlah pintu ke arahnya’. Maka menghembuslah angin segar dan harumnya surga (memasuki kuburannya) lalu kuburannya diluaskan sepanjang mata memandang.</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Saat itu datanglah seorang (pemuda asing) yang amat tampan memakai pakaian yang sangat indah dan berbau harum sekali, seraya berkata, ‘Bergembiralah, inilah hari yang telah dijanjikan dulu bagimu’. Mukmin tadi bertanya, ‘Siapakah engkau? Wajahmu menandakan kebaikan’. ‘Aku adalah amal salehmu’ jawabnya. Si mukmin tadi pun berkata, ‘Wahai Rabbku (segerakanlah datangnya) hari kiamat, karena aku ingin bertemu dengan keluarga dan hartaku.</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Adapun orang kafir, di saat dia dalam keadaan tidak mengharapkan akhirat dan masih menginginkan (keindahan) duniawi, turunlah dari langit malaikat yang bermuka hitam sambil membawa kain mori kasar. Lalu mereka duduk di sekelilingnya. Saat itu turunlah malaikat pencabut nyawa dan duduk di arah kepalanya seraya berkata, ‘Wahai nyawa yang hina keluarlah dan jemputlah kemurkaan dan kemarahan Allah!’. Maka nyawa orang kafir tadi ‘berlarian’ di sekujur tubuhnya. Maka malaikat pencabut nyawa tadi mencabut nyawa tersebut (dengan paksa), sebagaimana seseorang yang menarik besi beruji yang menempel di kapas basah. Begitu nyawa tersebut sudah berada di tangan malaikat pencabut nyawa, sekejap mata diambil oleh para malaikat bermuka hitam yang ada di sekelilingnya, lalu nyawa tadi segera dibungkus dengan kain mori kasar. Tiba-tiba terciumlah bau busuk sebusuk bangkai yang paling busuk di muka bumi.</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Lalu nyawa tadi dibawa ke langit. Setiap mereka melewati segerombolan malaikat mereka selalu ditanya, ‘Nyawa siapakah yang amat hina ini?’, ‘Ini adalah nyawa fulan bin fulan’ jawab mereka dengan namanya yang terburuk ketika di dunia. Sesampainya di langit dunia, mereka minta izin untuk memasukinya, namun tidak diizinkan. Rasulullah membaca firman Allah:</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: center;">لا تفتح لهم أبواب السماء ولا يدخلون الجنة حتى يلج الجمل في سم الخياط</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Tidak akan dibukakan bagi mereka (orang-orang kafir) pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga, sampai seandainya unta bisa memasuki lobang jarum sekalipun.”</em> (QS. Al-A’raf: 40)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Saat itu Allah berfirman, ‘Tulislah namanya di dalam Sijjin di bawah bumi’, Kemudian nyawa itu dicampakkan (dengan hina dina). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah ta’ala:</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: center;">وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَكَأنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيْحُ فِي مَكَانٍ سَحِيْقٍ</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.”</em> (QS. Al-Hajj: 31)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Kemudian nyawa tadi dikembalikan ke jasadnya, hingga datanglah dua orang malaikat yang mendudukannya seraya bertanya, ‘Siapakah rabbmu?’, ‘Hah hah… aku tidak tahu’ jawabnya. Mereka berdua kembali bertanya, ‘Apakah agamamu?’ “Hah hah… aku tidak tahu’ sahutnya. Mereka berdua bertanya lagi, ‘Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?’ “Hah hah… aku tidak tahu’ jawabnya. Saat itu terdengar seruan dari langit, ‘Hamba-Ku telah berdusta! Hamparkan neraka baginya dan bukakan pintu ke arahnya’. Maka hawa panas dan bau busuk neraka pun bertiup ke dalam kuburannya. Lalu kuburannya di ‘press’ (oleh Allah) hingga tulang belulangnya (pecah dan) menancap satu sama lainnya.</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Tiba-tiba datanglah seorang yang bermuka amat buruk memakai pakaian kotor dan berbau sangat busuk, seraya berkata, ‘Aku datang membawa kabar buruk untukmu, hari ini adalah hari yang telah dijanjikan bagimu’. Orang kafir itu seraya bertanya, ‘Siapakah engkau? Wajahmu menandakan kesialan!’, ‘Aku adalah dosa-dosamu’ jawabnya. ‘Wahai Rabbku, janganlah engkau datangkan hari kiamat’ seru orang kafir tadi.</em> (HR. Ahmad dalam <em>Al-Musnad</em> (XXX/499-503) dan dishahihkan oleh al-Hakim dalam <em>Al-Mustadrak</em> (I/39) dan al-Albani dalam <em>Ahkamul Janaiz</em> hal. 156)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Itulah dua model kehidupan orang yang telah masuk liang kubur. Jika kita menginginkan untuk menjadi orang yang dibukakan baginya pintu ke surga dan diluaskan liang kuburnya seluas mata memandang maka mari kita berusaha untuk memperbanyak untuk beramal saleh di dunia ini.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Suatu amalan tidak akan dianggap saleh hingga memenuhi dua syarat:</p><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li>Ikhlas</li><li>Sesuai dengan tuntunan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em></li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> yang merupakan landasan dua syarat di atas.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di antara dalil syarat pertama adalah firman Allah ta’ala:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: center;">وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”</em> (QS. Al-Bayyinah: 5)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di antara dalil syarat kedua adalah sabda Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>,</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: center;">من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak.”</em> (HR. Muslim dalam <em>Shahih</em>-nya (III/1344 no 1718))</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Allah menghimpun dua syarat ini dalam firman-Nya di akhir surat Al-Kahfi:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: center;">قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.”</em> (QS. Al-Kahfi: 110)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Maka mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beramal saleh. Semoga kelak kita mendapatkan kenikmatan di alam kubur serta dihindarkan dari siksaan di dalamnya, amin.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Wallahu ta’ala a’lam, wa shallallahu ‘ala nabiyyyina muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><em>Tulisan ini terinspirasi dari kitab Majalis Al-Mu’minin Fi Mashalih Ad-Dun-Ya Wa Ad-Din Bi Ightinam Mawasim Rabb Al-’Alamin, karya Fu’ad bin Abdul Aziz asy-Syahlub (II/83-86)</em></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">***</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc.<br> Artikel <a href="http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/liang-kubur-awal-perjalanan-kita-di-akhirat.html">www.muslim.or.id</a></p> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-13299540032771604132008-08-13T12:46:00.000+07:002008-08-13T16:46:23.748+07:00Renungan sesaat --Kisah Pohon Apel--<div style="text-align: justify;">Suatu masa dahulu, terdapat sebatang pohon apel yang amat besar. Seorang kanak-kanak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puasnya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di bawah pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya. Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut.<br><br>Masa berlalu... anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih. "Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pohon apel itu." Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau," jawab remaja itu." Aku ingin mainan. Aku perlukan uang untuk membelinya," tambah remaja itu dengan nada yang sedih. Lalu pohon apel itu berkata, "<br><br>Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Jual untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kauinginkan."<br>Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih. Masa berlalu...Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa.<br>Pohon apel itu merasa gembira."Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pohon apel itu."Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membina rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Maukah kau menolongku?" Tanya anak itu."<br><br>Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kauboleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kaubuatlah rumah daripadanya." Pohon apel itu memberikan cadangan.Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong kesemua dahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudian merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.<br><br>Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa."Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pohon apel itu." Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu. Bolehkah kau menolongku?" tanya lelaki itu."<br><br>Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira," kata pohon apel itu. Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu. Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimakan usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu."<br><br>Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati..." kata pohon apel itu dengan nada pilu."<br>Aku tidak mau apelmu karena aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mau dahanmu karena aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu karena aku tidak mau untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat," jawab lelaki tua itu."<br><br>Jika begitu, istirahatlah di perduku," kata pohonapel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis gembira.<br><br><span style="font-weight: bold;">Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan didalam cerita itu adalah kedua ibu bapa kita. <br><br>Bila kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka.<br><br>Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka,dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan. <br><br>Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup.<br><br>Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini melayani ibu bapa mereka. <br><br><font size="3">Hargailah jasa ibu bapa kepada kita. Jangan hanya kita menghargai mereka semasa menyambut hari ibu dan hari bapa setiap tahun.</font></span> </div><!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-5810614539659749202008-08-13T08:21:00.000+07:002008-08-13T12:21:27.497+07:00Yang seharusnya seorang muslim lakukan jika mendengar kokok ayam, ringkikan keledai atau gonggongan anjing...<div style="text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span style="text-decoration: underline;font-weight: bold;">PETUNJUK KETIKA MENDENGAR KOKOK AYAM ATAU RINGKIKAN KELEDAI</span><br></div><br>إِذَا سَمِعْتُمْ صِیَاحَ الدِّیْكَةِ فَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِھِ، فَإِنَّھَا<br>رَأَتْ مَلَكًا، وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَھِیْقَ الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنَ الشَّیْطَانِ،<br>فَإِنَّھُ رَأَى شَیْطَانًا.<br>"Apabila kamu mendengar ayam berkokok, mintalah anugerah kepada Allah, sesungguhnya ia melihat malaikat. Tapi apabila engkau mendengar keledai meringkik, mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguan setan, sesungguhnya ia melihat setan”. <br><br>(HR. Bukhari dengan Fathul Bari: 6/350, Muslim: 4/2092)<br><br><br><span style="font-weight: bold;text-decoration: underline;">PETUNJUK APABILA MENDENGAR ANJING MENGGONGGONG</span><br><br> إِذَا سَمِعْتُمْ نُبَاحَ الْكِلاَبِ وَنَھِیْقَ الْحَمِیْرِ بِاللَّیْلِ فَتَعَوَّذُوْا بِاللهِ<br>مِنْھُنَّ فَإِنَّھُنَّ یَرَیْنَ مَا لاَ تَرَوْنَ.<br><br> “Apabila kamu mendengar anjing menggonggong dan mendengar keledai meringkik di<br>malam hari, mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya mereka melihat apa yang tidak kamu lihat"<br><br>(HR. Abu Dawud: 4/327, Ahmad: 3/306. Al-Albani, menshahihkannya, dalam Shahih Abi Dawud: 3/961)<br> </div><!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-75639929537123907102008-08-13T08:13:00.000+07:002008-08-13T12:13:47.922+07:00Dahsyatnya Syirik***<br><br><div style="text-align: justify;">Setiap muslim pasti mengetahui bahwa syirik hukumnya adalah haram. Namun, apakah kita telah mengetahui hakikat syirik serta seberapa besar tingkat keharaman dan bahayanya? Boleh jadi ada yang berkata, <em>“Syirik itu haram, harus ditinggalkan!”</em>, namun dalam kesehariannya justru bergelimang dalam amalan kesyirikan sedangkan ia tidak menyadarinya. Oleh karena itu ada baiknya kita kupas permasalahan ini agar tidak terjadi kerancuan di dalamnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span id="more-152"></span><strong>Makna Syirik</strong></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Alloh memberitakan bahwa tujuan penciptaan kita tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman Alloh, <em>“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”</em> (Adz Dzariyat: 56). <strong>Ibadah</strong> adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Alloh baik berupa perkataan atau perbuatan, yang lahir maupun yang batin. Ibadah disini meliputi do’a, sholat, nadzar, kurban, rasa takut, istighatsah (minta pertolongan) dan sebagainya. Ibadah ini harus ditujukan hanya kepada Alloh tidak kepada selain-Nya, sebagaimana firman Alloh Ta’ala, <em>“Hanya kepadaMu lah kami beribadah dan hanya kepadaMu lah kami minta pertolongan.”</em> (Al Fatihah: 5)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Barangsiapa yang menujukan salah satu ibadah tersebut kepada selain Alloh maka inilah kesyirikan dan pelakunya disebut musyrik. Misalnya seorang berdo’a kepada orang yang sudah mati, berkurban (menyembelih hewan) untuk jin, takut memakai baju berwarna hijau tatkala pergi ke pantai selatan dengan keyakinan ia pasti akan ditelan ombak akibat kemarahan Nyi Roro Kidul dan sebagainya. Ini semua termasuk kesyirikan dan ia telah menjadikan orang yang sudah mati dan jin itu sebagai sekutu bagi Alloh subhanahu wa ta’ala.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><strong>Kedudukan Syirik</strong></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Syirik merupakan dosa besar yang paling besar. Abdullah bin Mas’ud <em>rodhiyallohu ta’ala ‘anhu</em> berkata: <em>Aku pernah bertanya kepada Rosululloh , “Dosa apakah yang paling besar di sisi Alloh?” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau menjadikan sekutu bagi Alloh, padahal Dialah yang telah menciptakanmu.”</em> (HR. Bukhori dan Muslim)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Maka sudah selayaknya bagi kita untuk berhati-hati jangan sampai ibadah kita tercampuri dengan kesyirikan sedikit pun, dengan jalan mempelajari ilmu agama yang benar agar kita mengetahui mana yang termasuk syirik dan mana yang bukan syirik. Hendaklah kita merasa takut terjerumus ke dalam kesyirikan, karena samarnya permasalahan ini sebagaimana sabda Nabi <em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em>, <em>“Wahai umat manusia, takutlah kalian terhadap kesyirikan, karena syirik itu lebih samar dari (jejak) langkah semut.”</em> (HR. Ahmad)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><strong>Syirik Menggugurkan Seluruh Amal</strong></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Orang yang dalam hidupnya banyak melakukan amal sholeh seperti sholat, puasa, shodaqoh dan lainnya, namun apabila dalam hidupnya ia berbuat syirik akbar dan belum bertaubat sebelum matinya, maka seluruh amalnya akan terhapus. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, <em>“Dan jika seandainya mereka menyekutukan Alloh, maka sungguh akan hapuslah amal yang telah mereka kerjakan.”</em> (Al- An’am: 88)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Begitu besarnya urusan ini, hingga Alloh Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya <em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em>, <em>“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu Jika kamu mempersekutukan Alloh, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”</em> (Az Zumar: 65). Para Nabi saja yang begitu banyak amalan mereka diperingatkan oleh Alloh terhadap bahaya syirik, yang apabila menimpa pada diri mereka maka akan menghapuskan seluruh amalnya, lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita merasa aman dari bahaya kesyirikan?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Oleh karena itu beruntunglah orang-orang yang menyibukkan diri dalam mempelajari masalah tauhid (lawan dari syirik) dan syirik agar bisa terhindar sejauh-jauhnya, serta merugilah orang-orang yang menyibukkan dirinya dalam masalah-masalah yang lain atau bahkan menghalang-halangi dakwah tauhid!!</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><strong>Pelaku Syirik Akbar Kekal di Neraka dan Dosanya Tidak Akan Diampuni Oleh Alloh Ta’ala</strong></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, <em>“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.”</em> (An-Nisa’: 48). Juga firman-Nya yang artinya, <em>“Barangsiapa yang mensekutukan Alloh, pasti Alloh haramkan atasnya untuk masuk surga. Dan tempatnya adalah di neraka. Dan tidak ada bagi orang yang dhalim ini seorang penolongpun.”</em> (Al-Ma’idah: 72).</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><strong>Orang Musyrik Haram Dinikahi</strong></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Hal ini berdasarkan firman Alloh yang artinya, <em>“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Alloh mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”</em> (Al-Baqarah: 221)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><strong>Sembelihan Orang-Orang Musyrik Haram Dimakan</strong></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Alloh Ta’ala berfirman, <em>“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Alloh ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.”</em> (Al-An’am: 121)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Begitu besarnya bahaya syirik, maka sudah selayaknya bagi setiap orang untuk takut terjerumus dalam dosa ini yang akan menyebabkan ia merugi di dunia dan di akhirat. Bagaimana mungkin kita tidak takut padahal Nabi <em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em> saja takut terhadap masalah ini? Sampai-sampai beliau <em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em> berdoa supaya dijauhkan dari perbuatan syirik. Beliau mengajarkan sebuah do’a yang artinya, <em>“Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu padahal aku mengetahui bahwa itu syirik. Dan ampunilah aku terhadap dosa yang tidak aku ketahui.”</em> (HR. Ahmad)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Semoga Alloh Ta’ala menjaga kita semua dari kesyirikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita <em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em>, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">***</p><div style="text-align: justify;"> Penulis: Ibnu Ali Sutopo Yuwono<br><a href="http://muslim.or.id/aqidah/dahsyatnya-syirik.html">http://muslim.or.id/aqidah/dahsyatnya-syirik.html</a><br> </div><!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7027006243254063604.post-5314887305851081342008-08-12T06:41:00.000+07:002008-08-12T10:41:15.356+07:00--Bercermin Para Salaf-- Menjelang Kematian Abu Bakar As-Shidiq ra<p style="text-align: justify;" id="byline"><i>Oleh <b>Mashadi <br></b></i></p><p style="text-align: justify;" id="byline"><i><b><a href="http://www.eramuslim.com/atk/bps/8811130956-menjelang-kematian.htm">http://www.eramuslim.com/atk/bps/8811130956-menjelang-kematian.htm</a><br></b></i></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Bentuk keadilan Allah Rabbul Azis adalah tentang adanya kematian. Semua manusia pasti akan menemui kematian.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Tak ada satupun manusia yang dapat menolak dan menunda datangnya kematian. Kematian bukanlah episode akhir kehidupan manusia. Masih ada kehidupan yang lebih panjang, yang bersifat kekal-abadi, dan selama-lamanya, yaitu kehidupan akhirat. Kelak, posisi manusia di akhirat, sangatlah ditentukan selama kehidupannya di dunia.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Abu Bakar As-Shidiq ra, menjelang wafatnya, putrinya Aisyah datang menemui beliau. Aisyah duduk di dekat kepala ayahnya. Ia menangis: “Ayah, benar kata orang dahulu yang bersyair, <br> “Sungguh! Tidak ada gunanya kekayaan dunia, <br> Ketika napas tersengal dan dada sesak”.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Lalu, Abu Bakar ra menoleh kepada Aisyah, dan berkata: “Anakku, jangan bicara seperti itu”, ucap ayahnya. Lalu Khalifah Abu Bakar melanjutkan, katakanlah: “Dan, datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari”. (Qur’an: Qaf:19).</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sesudah Abu Bakar As-Shidiq wafat, banyak orang yang sibuk mencari harta peninggalannya. Khalifah Islam yang kekuasaannya sangat luas, membentang dari Bagdad sampai ke Afrika Utara, dan memimpin Dunia Islam, di mana ‘emas dunia’ (harta kekayaan ) berada di bawah kekuasaannya, rakyatnya hanya mendapati peninggalannya berupa seekor baghal dan dua potong pakaian. Sebelum wafatnya Abu Bakar berwasiat: “Kafani aku dengan satu kain saja. Kirimkan baghal dan pakaian yang satunya kepada Khalifah Umar Ibn Kaththab. Dan, katakana kepadanya: “Wahai Umar, bertakwalah kepada Allah. Jangan sampai Allah Ta’ala mewafatkan seperti aku ini”.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ketika baghal dan k ain itu sampai kepada Umar, ia terduduk menangis seraya berkata: “Engkau menyusahkan khalifah sesudahmu, wahai Abu Bakar!”. Benar, demi Allah, Abu Bakar telah menyulitkan kahlifah sesudahnya. Demi Allah, Abu Bakar menyusahkan setiap pemimpin (Khalifah) sesudahnya untuk meneladani dan mengikuti jejak langkahnya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ibnul Qayim mengisahkan bahwa setiap pagi, bersamaan terbitnya fajar matahari, Abu Bakar keluar rumah menuju kemah yang berada dipinggiran kota Madinah, tujuannya ia menemui seorang rakyatnya, wanita tua renta, buta, malang, dan sangat menderita. Abu Bakar ra menyapukan rumahnya, memasakkan makanan, dan memerahkan susu kambingnya. Inilah yang dilakukan Abu Bakar ra, orang pertama setelah Rasulullah Saw, mujahid agung, dan Khalifah Rasulullah Saw. Dan, usai membantu wanita tua itu, Abu Bakar ra, kembali ke Madinah.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Umar pernah mengkuti kepergian Abu Bakar. Ke mana Khalifah Islam itu pergi setiap pagi? Ketika Abu Bakar keluar dari rumah orang tua itu, Umar pun masuk. Umar bertanya:“Kamu siapa?”, ucapnya. “Saya hanyalah seoran perempuan tua yang malang, dan menderita. Suami saya sudah lama meninggal dunia, dan tidak ada yang menghidupi saya setelah Allah, kecuali orang yang datang tadi”, jawab wanita tua itu.<br> Umar bertanya:“Kamu mengenalnya?”, <br> “Tidak.Demi Allah, saya tidak mengenalnya”, jawab wanita tua itu.<br> Umar bertanya lagi: “Lalu apa yang dia lakukan?”, <br> “Menyapu rumah, menolong memerahkan susu, dan membuatkan makanan!”, jawab wanita tua itu.</p><div style="text-align: justify;"> Mendengar tutur wanita itu, Umar terduduk sambil menangis.<br> Semoga Allah Ta’ala melimpahkan kesejahteraan kepada Abu Bakar, dan di antara orang-orang yang kekal di surga Nya. Semoga Allah Ta’ala meridhai nya di antara orang-orang yang shidiqin. Semoga pula Allah Ta’ala mempertemukan orangl-orang mu’min dengannya di surga. Amin. (disarikan dari Saat Mau tMenjemput - Aid al-Qarni) </div><!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Unknownnoreply@blogger.com0