Rabu, 19 Maret 2008

Semakin Terungkapnya Misteri Dunia Tumbuhan (1)

Subhanallah (Maha Suci Allah) !!! itulah kata-kata yang spontan keluar sesaat setelah saya membaca buku karangan Peter Tompkins and Christopher Bird. Mereka dengan detil membeberkan penelitian para ilmuwan barat maupun timur yang mengungkap dunia tumbuhan yang ternyata dapat berinteraksi dengan sesama makhluk termasuk manusia. Temuan mereka semakin membuktikan kebenaran beberapa hadist Nabi yang menyebutkan bahwa tumbuhan dapat berbicara kepada manusia, diantaranya hadist yang kurang lebih berbunyi "Tidak terjadi kiamat sebelum yahudi dikejar-kejar oleh kaum muslimin sampai pohon dan batu pun ikut memberitahu kaum muslimin kalo ada yahudi yang bersembunyi di belakangnya kecuali pohon Garqad karena pohon tersebut pohonnya Yahudi".

Sebenarnya sih buku ini sudah lama terbit yaitu sekitar tahun 1974 dan sempat best seller dimasanya lalu dibuat filmnya pada tahun 1979 dengan soundtrack oleh Stevie Wonder, tapi barusan diterjemahin ke dalam bahasa Indonesia sekitar tahun 2004. Meskipun demikian penjelasan di buku tersebut masih relevan hingga sekarang karena setelah saya obrak-abrik di internet ternyata penelitian tentang hal ini masih saja terus berlangsung sehingga saya coba untuk membagi informasi bagi siapa saja yang belum pernah mendengar maupun pernah mendengar tetapi belum sempat membaca bukunya , semoga bermanfaat.

Pionir dalam masalah ini adalah seorang jenius asal benggala, India bernama Sir Jagadish Chandra Bose . Sayangnya selama ia hidup, penemuannya secara sengaja diabaikan oleh kalangan ilmuwan barat karena mereka merasa tidaklah pantas seorang putra negeri jajahan (saat itu India dijajah oleh Inggris) lebih pintar dari orang Eropa. Baru pada tahun 1950-an kalangan ilmuwan Uni Sovyet terkagum-kagum dengan temuan orang india ini. Saking hormatnya, mereka menulis ulang paper-paper beliu menjadi dua buah buku jilid tebal (dengan judul Respons pada makhluk hidup dan benda mati) dan diadakan peringatan 100 tahun kelahirannya pada tahun 1958. Adapun salah satu yang diteliti oleh Bose adalah tentang bagaimana air dari tanah naik ke batang tanaman. Ia membuat penjelasan tentang hal ini disertai sebuah replika yang merupakan pembesaran 100 juta kali dari kejadian sebenarnya.

Pada dekade 60-an, seorang ilmuwan asal Amerika yang menemukan poligraph (mesin pendeteksi kebohongan yang sekarang dipake secara luas oleh FBI maupun kepolisian) yaitu Cleve Backster ikut terjun meneliti dunia tumbuhan. Dengan menggunakan poligraph yang ditempelkan di daun, ia melakukan beberapa percobaan dan memberi kesimpulan yaitu :

1. Adanya kesadaran untuk mempertahankan diri dari ancaman luar.

Pada saat ingin menunjukkan hasil penelitiannya kepada seorang fisiolog asal Kanada tiba-tiba tanamannya tidak memberikan respons. Hal ini membuat bingung Backster, setelah ia cek tidak ada yang salah dengan poligraphnya ia bertanya kepada fisiolog apakah ada penelitiannya yang membahayakan tanaman. Sang fisiolog menjawab ya setelah penelitian selesai biasanya ia membakar tanaman. Setengah jam setelah si fisiolog pulang, seluruh tanaman backster memberi respons seperti semula. Fenomena ini menunjukkan bahwa tanaman tau ada bahaya yang datang sehingga mereka mempertahankan diri dengan berpura-pura pingsan.

2. Dapat mengambil sinyal dari media komunikasi yang tidak dapat dijelaskan (dimuat di harian Baltimore Sun yang kemudian diringkas dalam Reader's Digest)

Dr. Aristide H. Esser seorang psikiatris professional (Direktur medis bagian riset Rumah Sakit Rockland State, Orangeburg, New York) bersama rekannya Douglas Dean (Ahli Kimia dari Newar College of Engineering) bereksperimen dengan seorang lelaki yang membawa bunga philodendron. Dengan menggunakan poligraph yang ditempelkan pada bunga tersebut, mereka menanyai pemiliknya dan beberapa pertanyaan ia perintahkan untuk memberikan jawaban yang salah. Tanaman tidak menemui kesulitan untuk menunjukkan (melalui Galvanometer) pertanyaan-pertanyaan mana yang salah jawabannya. Dr. Esser yang semula menertawakan apa yang diklaim Backster akhirnya mengakui "Tampaknya saya harus menjilat ludah saya sendiri."

3.
Tanaman punya ingatan

Backster berusaha mengidentifikasi rahasia pembunuhan atas salah satu dari dua tanaman. Enam siswanya menjadi sukarelawan dalam eksperimen ini, yang beberapa dari mereka adalah veteran polisi. Dengan mata tertutup, mereka diminta mengambil lintingan kertas yang salah satu diantaranya berisi instruksi untuk mencabut, mempreteli dan menghancurkan salah satu tanaman. "Penjahat" itu melakukan kejahatannya dalam kerahasiaan, baik Backster maupun para siswa tidak ada yang mengetahui identitas si penjahat, hanya tanaman kedualah yang akan menjadi saksi.
Dengan menghubungkan tanaman kedua yang masih hidup ini dengan sebuah poligraph dan membariskan satu persatu para siswa di depannya persis seperti seorang saksi pembunuhan yang disuruh melihat beberapa tersangka di kantor polisi. Cukup meyakinkan ketika tanaman tidak memberikan reaksi kepada 5 orang siswa namun memberikan reaksi yang luar biasa pada alat pengukur ketika pelaku mendekat.

4. Ikatan khusus antara tanaman dengan pemeliharanya yang tidak dipengaruhi oleh jarak

Dengan menggunakan stopwatch yang disamakan, Backster bisa mencatat bahwa tanamannya terus bereaksi terhadap pikiran dan perhatiannya dari ruangan lain, dari bawah bangunan, dan dari beberapa bangunan lainnya bahkan dari jarak 50 mil atau pada ketinggian 700 mil ketika ia naik pesawat melintasi Amerika. Dari hasil ini, ia berangan-angan agar pesawat penjelajah Mars suatu saat nanti dapat membawa dan menempatkan tanaman beserta galvanometernya didekat atau pada permukaan planet. Lalu dengan telemeter akan dicek reaksi tanaman itu terhadap perubahan emosi sang pemiliknya yang berada di pusat kontrol di bumi.

5. Adanya penginderaan primer pada tanaman

Eksperimen yang dilakukan adalah membunuh beberapa udang dalam sebuah wadah dengan sebuah alat otomatis yang pada tempo acak akan menumpahkan isi wadah tersebut ke dalam air panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman-tanaman bereaksi kuat dan serentak terhadap kematian udang dalam air panas. Keseluruhan prosedur eksperimen dan hasilnya, ditulis dan dipublikasikan dalam paper ilmiah yang diterbitkan pada musim dingin tahun 1968 dalam The International Journal of Parapsychology volume X dengan judul "Bukti adanya penginderaan primer pada tanaman".
Reaksi saat itu sangat heboh, lebih dari 7 ribu ilmuwan meminta cetak ulang dari laporan penelitian. Para mahasiswa dan ilmuwan dari sekitar empat puluh Universitas di Amerika menyatakan bahwa mereka berkeinginan untuk mengulang percobaan Backster segera setelah mereka mendapatkan peralatan yang dibutuhkan dalam eksperimen itu.
Lembaga-lembaga dan yayasan tertarik membiayai eksperimen lanjutan. Media massa yang awalnya tidak menggubris paper Backster tiba-tiba kalang kabut dan gempar pada kisah Backster itu ketika National Wildlife nekat memuatnya dalam bentuk feature pada Februari 1969. Hal ini menimbulkan daya tarik di seluruh dunia, para sekretaris dan ibu rumah tangga mulai berbicara dengan tanaman mereka.
Medical World News edisi 21 Maret 1969 berkomentar bahwa setidaknya penelitian ini mungkin "berada pada ambang untuk mendapatkan kehormatan ilmiah setelah apa yang telah dicari dengan sia-sia oleh para peneliti bidang fenomena fisik sejak tahun 1882 ketika British Society for Phisical Research didirikan di Cambrigde."
William M. Bondurant, seorang eksekutif dari Mary Renold Babcock Foundation di Winston Salem, North Carolina bahkan memberikan 10.000 dollar kepada Backster untuk meneruskan penelitiannya. Ia berkomentar "Penelitian ini mengindikasikan kemungkinan adanya bentuk dasar komunikasi instan (seketika) antara semua makhluk hidup yang melebihi hukum-hukum fisik yang kita ketahui sekarang dan bahwa tampaknya ada tuntutan untuk menelisiknya."

Bersambung....

Selasa, 18 Maret 2008

Kenapa Field Marshall Rommel sangat dihormati oleh anak buahnya ?

Mungkin bagi pencinta sejarah khususnya sejarah Perang Dunia II sudah cukup mengenal siapa itu Rommel si Rubah Gurun (Desert Fox) yang diangkat Hitler menjadi Field Marshall dan akhirnya bernasib tragis dipaksa bunuh diri karena dituduh terlibat dalam rencana untuk menggulingkan Hitler.


Namanya melegenda, dihormati kawan disegani lawan. Dari sekian puluh Jenderal selama Perang Dunia II, hanya dialah yang mampu menghipnotis anak buahnya, melecut semangat mereka sehingga meraih kemenangan demi kemenangan disetiap front.

Dari sekian puluh buku dan tulisan mengenai perannya di medan laga, mungkin dapat saya simpulkan mengapa ia sangat dihormati oleh bawahannya :

1. Rommel merupakan satu-satunya Field Marshall Jerman yang langsung turun ke lapangan memantau jalannya pertempuran. Disaat para Jenderal lain hanya mengatur strategi dan "menyaksikan" pertempuran
lewat peta di markas besar yang sangat jauh dari medan laga, ia selalu memimpin dan mengatur strategi dan berada di garis depan sehingga ikut merasakan suka duka prajuritnya, melihat langsung keadaan front dan seringkali berpidato untuk memberi suntikan semangat.

2. Ia merupakan salah satu petinggi milliter yang bukan dari partai NAZI melainkan murni berangkat dari karir militer di Angkatan Darat Jerman. Sayang kehebatan strategi tempurnya dan kemenangan gemilangnya yang bersih sering diikuti dan dikotori oleh kejahatan kemanusiaan oleh petinggi NAZI yang buas dan brutal. Protes kerasnya atas tindakan brutal ini ke markas besar tidak pernah direspon. Lama kelamaan ia menyadari bahayanya jika NAZI dibawah pimpinan Hitler dibiarkan berkuasa terus dan pada akhirnya ia bergabung dengan kelompok anti Hitler untuk melakukan kudeta.

3. Ia merupakan gentleman sejati. Bahkan musuhnya sekalipun, perdana menteri Inggris saat itu, Winston Churcill pernah memujinya saat berpidato di parlemen Inggris. Churcill mengatakan bahwa cara berperang Rommel sangat "Fair Play" dan bersih.

Bagaimana menurut anda ?